



Persaingan tidak sehat dalam industri teknologi kembali menjadi sorotan setelah Google dan Samsung menghadapi gugatan hukum. Kedua perusahaan tersebut dituduh menghambat persaingan di pasar aplikasi melalui fitur Pemblokir Otomatis yang baru-baru ini diluncurkan. Gugatan ini diajukan oleh Epic Games, pengembang video game terkenal, yang merasa dirugikan oleh kebijakan tersebut.
Pada tahun 2023, Samsung memperkenalkan fitur Pemblokir Otomatis di perangkat selulernya. Fitur ini dirancang untuk melindungi pengguna dari aplikasi yang tidak tersedia di Google Play Store atau Samsung Galaxy Store. Awalnya, fitur tersebut bersifat opsional, namun pada Juli 2024, Samsung mengumumkan bahwa fitur ini akan diaktifkan secara default di semua perangkatnya. Ini membuat aplikasi dari toko aplikasi lain otomatis terblokir, kecuali pengguna menonaktifkannya secara manual.
Epic Games, yang baru meluncurkan Epic Games Store untuk perangkat seluler, bereaksi dengan cepat terhadap kebijakan ini. Mereka mengajukan gugatan di California, menuduh Google dan Samsung melakukan tindakan anti-persaingan. Epic mengklaim bahwa fitur Pemblokir Otomatis menghalangi pengguna untuk menginstal aplikasi pihak ketiga dan memperburuk persaingan di pasar aplikasi seluler. Mereka juga meminta pengadilan juri serta ganti rugi moneter.
Epic Games, yang baru meluncurkan Epic Games Store untuk perangkat seluler, bereaksi dengan cepat terhadap kebijakan ini. Mereka mengajukan gugatan di California, menuduh Google dan Samsung melakukan tindakan anti-persaingan. Epic mengklaim bahwa fitur Pemblokir Otomatis menghalangi pengguna untuk menginstal aplikasi pihak ketiga dan memperburuk persaingan di pasar aplikasi seluler. Mereka juga meminta pengadilan juri serta ganti rugi moneter.
Dalam gugatannya, Epic menyoroti kesulitan yang harus dihadapi pengguna ketika ingin menginstal aplikasi pihak ketiga. Prosesnya mencakup 21 langkah yang rumit, lengkap dengan peringatan dan instruksi yang membuat pengguna enggan melanjutkan. Epic Games menyatakan bahwa sebelum fitur ini ada, proses instalasi aplikasi pihak ketiga sudah cukup rumit, dan Pemblokir Otomatis hanya memperparah situasi tersebut.
Baca ini juga :» Samsung Luncurkan Galaxy XR dengan Harga Separuh Apple Vision Pro!
» Kuat dan Ramping: realme 15T 5G Debut 30 Oktober 2025, Baterai 7000mAh dalam Smartphone Paling Tipis
» Resmi! Sword of Justice Akan Rilis Pada 7 November 2025 Untuk Android, iOS dan PC
» realme 15 Series 5G: "AI Night Out Phone" Terbaru, Mengabadikan Momen Malam Anak Muda dengan AI Kamera Cerdas
» Benarkah Samsung Galaxy S26 Bakal Punya Warna Mirip iPhone 17?
» Baterai Kembung, Samsung Galaxy Ring Milik YouTuber Ini Tak Bisa Dilepas
» realme 15 Pro Game of Thrones Limited Edition Meluncur Jadi Smartphone Kolaborasi Epik Tahun Ini
» Playoffs MPL ID Season 16 Hadir dengan Venue dan Pengalaman Baru di NICE PIK2
Selain itu, Epic Games menuding Samsung melakukan diskriminasi terhadap Epic Games Store. Fitur Pemblokir Otomatis mengklasifikasikan Epic Games Store sebagai aplikasi dari sumber yang tidak dikenal dan berpotensi tidak aman. Hal ini dinilai ironis, mengingat game populer Epic, "Fortnite", sebelumnya pernah tersedia di Samsung Galaxy Store. Epic menilai bahwa kebijakan ini tidak adil dan merusak reputasi mereka.
Sebelumnya, Epic Games juga pernah menghadapi Google dalam kasus serupa terkait kebijakan Google Play Store pada 2023. Epic memenangkan kasus tersebut, di mana juri memutuskan bahwa kebijakan Google mengenai sistem pembayaran adalah anti-kompetitif. Kini, Epic berpendapat bahwa kolaborasi antara Google dan Samsung dalam fitur Pemblokir Otomatis memperburuk situasi tersebut.
Samsung hingga saat ini belum memberikan tanggapan resmi atas gugatan tersebut. Namun, jelas bahwa persaingan di pasar aplikasi seluler masih menjadi isu yang sangat penting.
Selain berita utama di atas, KotakGame juga punya video menarik yang bisa kamu tonton di bawah ini.