space
[KISAH VAINGLORY] BARON CHAPTER 1 : "SIERRA KILO YANKEE ECHO"
OL
Sabtu, 17 Feb 2018

Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!

Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!
Cerita ini berhubungan dengan Lore Skye klik DI SINI!

Baron membuka pintu yang menuju ke garasi pribadi. Warna biru yang bersinar di kulitnya menyinari baju baja Heavy Armor Rapid Deployment yang diletakkan di dalam sana. Baju baja itu sudah dipersiapkan untuk aliansi baru keluarganya, dengan helm dan sendi-sendi yang dipahat ke kepala harimau yang sedang mengaum, teknologi pengamplifikasi kekuatan dengan kendali sentuhan dan sepuhan kuat yang sengaja dibuat untuk bisa bertahan dari daya kinetik yang besar. Ibu jarinya menekan lockpad dan exoframe mulai terbuka diiringi dengungan pelan.

Dia tersadar bahwa dia masih memegangi sangkar perak itu. Dia menurunkannya dan membuka pintunya. Angsa itu mengoek geram seolah menceramahinya sebelum berlari kabur keluar dari hanggar.

Baca ini juga :
» ArcheAge War akan Buka Server Global pada Kuartal Kedua 2024
» [Rumor] Samsung Dikabarkan Akan Merilis Galaxy S24 FE Di Akhir Tahun ini!
» Jelajahi MMORPG Immortal Kingdoms M! Top-Up Diamond Pack di UniPin
» Socialpoint Studio dari Zynga Berkolaborasi dengan MrBeast untuk Battle Challenge di Top Troops
» Skin Baru THE KING OF FIGHTERS '97! Koleksi Skin-nya di Mobile Legends: Bang Bang
» Siap Babat Habis Market iPhone! Huawei Pura 70 Diprediksikan Bakal Laris Manis!
» Pre-Register Moonlight Blade M Bisa Dapat iPhone 15 Pro Max? Begini Caranya
» Banyak Cuannya! Bonus Melimpah dari UniPin Selama Bulan Penuh Kemenangan
Di Upacara Pemilihan, seorang pelayan berjalan dengan punggung membungkuk dalam, melewati barisan calon mempelai pria, lalu menyerahkan sebuah sangkar perak berukuran besar kepada Baron. Di dalam sangkar itu, seekor angsa tampak marah sambil mengepakkan sayapnya dan mendesis. Pengantin pria yang lain memegang angsa kayu yang menyimbolkan kecenderungan unggas itu untuk menghasilkan keturunan sepanjang hidupnya. Tetapi, ibu Baron bersikukuh bahwa putra tertuanya harus menghadiahi angsa hidup kepada calon mertuanya.

Tampaknya, sama sekali tidak ada yang merasa terganggu dengan kenyataan bahwa angsa itu telah diambil paksa dari pasangan sehidup sematinya hanya untuk kepentingan upacara ini.

Beberapa calon mempelai wanita memaksakan diri untuk tersenyum ramah, sorot mata sedih mereka tertuju ke seberang ruangan, ke arah pria yang mereka harap bisa mereka nikahi. Ekspresi Harimau Nari tidak bisa dibaca saat dia membungkuk di hadapan orang tua Baron, kedua tangannya penuh dengan kastanye dan kurma sebagai simbol anak-anak yang akan dia lahirkan untuk Baron di masa depan. Baron rasa dia tidak akan pernah tahu apakah sesungguhnya dia adalah pilihan pertama Nari atau bukan. Lagipula itu bukan hal yang penting.

“Kembang apinya muncul terlalu awal!” jerit ibu Baron penuh kecemasan sambil menunjuk ke jendela. Para tamu mulai berbisik-bisik saat mereka berebut untuk pergi ke luar ruangan. Ayah Baron berdecak, merangkul bahu anaknya lalu menuntunnya untuk bergabung dengan para tamu.

“Ibumu pasti akan membuat pyrotechnician itu dipenggal,” bisiknya.

“Tidak diragukan lagi,” kata Baron. “Para Ibu yang lain selalu memperhatikan setiap ada kesalahan.”

Saat tiba di depan pintu, mereka berdua dicegat oleh sang jenderal. “Tuan,” ujarnya sambil mendekatkan tubuhnya ke ayah Baron. “Itu bukan kembang api.”

Ketiga pria itu bergegas keluar bersama-sama, mengamati langit malam yang terang di atas tambang kristal.

“Siapa yang punya kepentingan untuk menyerang area tambang?” bisik ayah Baron.

“Tidak seorang pun di semenanjung,” jawab Jendral. “Tapi para Harimau…”

“Mereka ada di pihak kita sekarang.”

“Dan mereka tidak punya kekuatan api semacam ini.”

Langit mendadak dipenuhi oleh ledakan api berwarna biru dan asap menguap dari satu-satunya sumber kekuasaan di tempat itu, satu-satunya harta yang mereka miliki. “Tidak, mereka tidak punya,” kata Baron saat dia mulai mengerti apa yang sedang terjadi. “Tapi kita punya.”

Pandangan Sang Jendral bertemu dengan Baron lalu dia berputar, menyisir ruangan itu untuk mencari seseorang yang tidak bisa dia temukan.

Baron keluar dari rumahnya, berlari menuju asap yang mengulir di udara bersama serpihan kristal yang turun ke kulitnya dan membuatnya bersinar biru. Di belakangnya, para keluarga berkumpul, kepanikan mereka berubah menjadi bisikan-bisikan riuh. Baron mengikuti jejak anggrek-anggrek yang telah layu, sekrup-sekrup yang kendor dan cincin-cincin emas menuju lift Skye. Mantel biru yang Skye kenakan di Upacara Pemilihan tergeletak di sana.

Ada kalanya aku berharap tambang ini menghilang saja selamanya.

Baron melepaskan cincin-cincinnya serta mantelnya yang bersulam perak lalu mengenakan exosuit. Benda itu langsung menyelubungi tubuhnya, dan terakhir, helm menutupi kepalanya. HUD mulai berkedip saat skydoor berdesing terbuka. Jump jets mulai aktif dengan gemuruh dan getaran yang membuat giginya bergemeletukan. Dia membengkokkan lututnya dan exoframe ikut membengkok bersamanya, setiap gerakannya terasa begitu bertenaga. Dia melompat dan terjun melewati skydoor, terbang tinggi di atas hanggar, cukup tinggi untuk membuat teknologi infra merah di visor-nya mengenali para pekerja di kandang mereka, tambang yang terbakar, dan pada akhirnya, di garis pantai semenanjung, dia mendapati sebuah tanda panas. Di tempat itu, Baron tahu gadis itu akan menunggunya.

Seperti biasanya, ada saat- saat di mana dia berharap dia tidak perlu kembali turun.

“Sierra Kilo Yankee Echo,” ujarnya, “kau dengar aku?”

(KotakGame)


TAGS

BACA JUGA BERITA INI
close