Seiring perkembangan industri game yang semakin maju dan mulai diwarnai persaingan, bukan rahasia umum memang kalau banyak developer juga dipaksa untuk terus berinovasi dengan mengembangkan game baru yang tidak hanya menarik, namun juga bisa menjadi penyelamat finansial mereka untuk bisa terus berkarya. Hal ini mungkin bukan masalah besar untuk developer raksasa seperti Ubisoft atau Bethesda misalnya, namun untuk developer indie khususnya yang mengandalkan game bergenre dewasa, kenyataanya justru berbanding terbalik.
Disini para developer tersebut tidak hanya kesulitan untuk memasarkan game secara luas, namun mereka juga harus bersiap untuk mendapat peringatan bahkan hingga mendapat tuntutan. Bicara soal kebijakan khusus, belum lama ini pihak Sony Interactive Entertainment kabarnya sudah membuat kebijakan baru yang memaksa developer Jepang untuk mensensor game dewasa yang mereka kembangkan. Mengejutkannya tidak hanya di wilayah barat saja, namun kebijakan sensor ini juga berlaku di Jepang.
逆にエロくなってる……? いや、水着ぐらい普通に見せろやw
— 誠也さん@がんばらない (@uitachibana) 25 Oktober 2018
1枚目:PS4版
2枚目:Switch版
3枚目:PC版 pic.twitter.com/W7jKGVCJW8
» Gak Cuma Modal Seksi Doang! - Stellar Blade Demo Preview
» 3 Game “Wah” Ini Akan Mewarnai 22 Maret Kamu
» 8 Tips Menjadi Ronin Terbaik di Game Open World Terbaru, Rise of the Ronin
» Jadi Ronin Legendaris di Game Action Adventure Open World Paling Dinanti - Rise of the Ronin Review
» Produksi PS VR2 Dihentikan Sementara
» Tingkat Kesulitan Stellar Blade Akan Meningkat Kalo Pake Skin “Seksi”
» Trailer Game Multiplayer Spider-Man Bocor Di Internet
» Jadi Samurai Era Bakumatsu di Game Souls-Like yang Open World! - Preview Rise of the Ronin
Informasi ini pertama kali diketahui setelah developer Light mengadakan sesi livestreaming khusus dimana mereka menjelaskan tentang kebijakan baru tersebut. Pihak Light sendiri mengaku sangat antusias untuk merilis game visual novel mereka yang berjudul Silverio Trinity di PlayStation 4 menjelang tahun baru, namun Sony sayangnya tidak bisa memberikan izin tersebut karena adanya konten dewasa dan tema seksual dalam game tersebut.
Walaupun masih ada opsi untuk merilis gamenya di PC, namun peminat game dewasa khususnya di Jepang lebih mengandalkan konsol sebagai platform utama. Jikapun gamenya lolos sensor oleh Sony, developer yang terlibat nantinya masih harus menjalani proses approval yang rumit dan menggunakan bahasa Inggris (Cukup merepotkan tentunya bagi developer dengan karyawan yang hanya bisa berbahasa Jepang saja). Kebijakan ini sebenarnya sudah cukup lama diberlakukan Sony, dimana salah satu kasus terbarunya juga terjadi saat game dewasa Omega Labyrinth Z dibatalkan perilisannya di pasar barat.
(KotakGame)