Sebuah artikel yang diterbitkan pada tahun 1977 beredar di internet saat ini. Berasal dari koran The Tampa Times pada sabtu, 3 Desember 1977, artikel ini memuat kutipan dari perwakilan resmi dari perusahaan mainan Milton Bradley, Michael Moon. Ia mengatakan bahwa video game hanya sekedar hiburan iseng saja.
Baca ini juga :
» Dampak Layoff, Studio Developer Game Relic Entertainment Pisah dari SEGA dan Kembali Indie
» Microsoft Peringatkan Developer Game Untuk Tidak Membuat Karakter Wanita Yang Terlalu Seksi
» Akhirnya Ikut Rilis di PC! Ini dia Spesifikasi PC Minimal Biar Bisa Mainin Horizon Forbidden West
» Margot Robbie Jadi Producer Film Live Action dari Game Simulator Populer The Sims dan Sedang dalam Pengerjaan!
» LinkedIn Sedang Kembangin In-app Games Biar Kamu Bisa Ngurangin Stress Waktu Lagi Nyari Loker!
» AI Gagal Membuat Game Karena Teknologi Tidak Bisa Menggantikan Talenta Asli
» Video Spesial "Welcome to Dragon's Dogma 2 Presented by Ian McShane" Akan Dirilis!
» Game Red Alert 3 Turun Harga dari Rp 239.000 jadi Rp 32.000! Bukan Diskon, Tapi Harga Baru!
Pada saat itu popularitas video game memang tengah menanjak melalui Atari, game arcade Space Wars, dan Zork. Namun, Michael menggambarkan bahwa nantinya video game akan senasib dengan radio CB, Kamera 35mm, dan komponen stereo yang sudah di museumkan. Ia bilang bahwa bermain menjadi membosankan setelah sekitar satu bulan.
Inilah yang membuat artikel tersebut viral hingga sekarang. Tren teknologi yang dikatakan sebagai ajang iseng dan hanya bertahan satu bulan, ternyata menjadi industri yang paling menguntungkan di zaman sekarang ini dan bahkan popularitasnya di atas apapun.
Sumber: GamerantNamun, memang Michael Moon tidak sepenuhnya salah, karena enam tahun setelah artikel itu terbit, tepatnya tahun 1983 hingga 1985 menjadi tahun kelam bagi industri game, pendapatan bahkan turun hingga 97 persen. Tapi, itu di pasar Amerika Serikat, di Asia pun ada Nintendo yang memicu bangkitnya industri game pada saat itu, dengan mengubah pasar konsol.
Kemudian setelahnya video game menjadi industri besar, namun sering menemukan banyak kendala. Seperti pada tahun 90an dan 2000an, game selalu disalahkan sebagai penurun prestasi anak-anak dan menjadi biang keladi pemicu tindak kekerasan.
Meski masih ada pertentangan, setidaknya di era sekarang game dipandang jauh lebih baik, meski tak jarang didasari dari berapa banyak uang yang dihasilkan dari bermain game tersebut, seperti menjadi streamer dan atlet esports. Semoga industri game terus berkembang ke arah yang baik untuk kedepannya.
Sumber: Gamerant