KotakGame

Game mobile yang diadaptasi dari anime pastinya sudah banyak dilakukan oleh para developer maupun publisher. Meski begitu belum banyak yang bisa menghadirkan game yang diadaptasi dengan sungguh-sungguh, dan biasanya hanya asal jadi dan terkesan hanya memanfaatkan ketenaran anime nya saja tanpa memperdulikan kualitas game.

Namun, game buatan Netmarble, The Seven Deadly Sins: Grand Cross, yang diadaptasi dari anime dengan judul yang sama, cukup memberikan kejutan. Pasalnya game ini punya kualitas yang bagus dibanding dengan game adaptasi anime sejenis lainnya. Seperti apa reviewnya? Yuk, langsung saja simak ulasan berikut ini.

Baca ini juga :

» Star Ocean: The Second Story r Review
» Game Kingdom Building yang Bikin Kamu Ketagihan Main Non-stop! Review Top Troops
» Review: Sea of Stars
» REVIEW: EGGY PARTY
» Kita Cobain Starfield, Jelajahi Luar Angkasa Seseru Itu?

Grafis 3D Anime berkualitas tinggi


Sumber: Dok. KotakGame
Saat pertama kami menginstall game ini dan dalam mode pengunduhan data, langsung disuguhi oleh latar cerita dari game tersebut dengan grafis anime yang memanjakan mata. Sampai di dalam gamenya pun, grafis pada saat dimainkan dan cut scene pun terasa tidak terlalu berbeda.


Sumber: Dok. KotakGame
Grafis 3D Anime ini mampu membawa pengalaman yang hampir sama dengan yang ada di konsol. Selain itu, animasinya juga berjalan dengan halus serta mempertahankan orisinalitas gambar seperti yang ada pada animenya. Bahkan dengan mode semi open world nya, hampir tak ada render gambar yang hilang atau terlihat cacat, semuanya terbaca dengan sempurna. Dan bahkan untuk pengguna smartphone low-spec pun masih bisa menikmatinya karena terdapat pengaturan grafis rendah.

Game mobile dengan beragam mode dan kaya fitur


Sumber: Dok. KotakGame
Tak hanya dari soal grafis, The Seven Deadly Sins: Grand Cross mampu membawa beragam mode dan fitur yang sangat banyak, tapi ini memang wajar, karena ukuran gamenya mencapai 2,5GB. Kita pun disuguhkan peta yang cukup luas, dan pada peta itu di desa Bernia, kamu bisa mengelilinginya bersama Meliodas dengan mode semi open world, jadi kamu bisa melakukan apa saja di desa tersebut diluar misi kamu, seperti berbelanja, makan, memasak, mengelap meja bar dan banyak lainnya.


Sumber: Dok. KotakGame
Karena kamu tinggal di sebuah bar, kamu juga dapat mengatur bar milikmu agar lebih cantik dengan membeli beberapa item dekorasi. Kemudian beberapa karakter, tampilannya juga bisa kamu ubah dengan mendapatkannya melalui misi ataupun gacha.


Sumber: Dok. KotakGame
Kemudian, jika kamu sedang bosan, game ini juga terdapat mode AR yang dapat melihat sekeliling bar dengan fungsi gyroscope, kemudian kamu juga bisa membuat foto-foto lucu bersama para karakter The Seven Deadly Sins, dan kamu bisa mengatur ukuran serta pose dari tiap karakter yang kamu inginkan.

Pertarungan turn-based yang berpotensi membosankan


Sumber: Dok. KotakGame
Pada mode pertarungan, The Seven Deadly Sins: Grand Cross menyajikan pertarungan khas RPG Jepang dengan cara turn-based. Mode Turn-based yang dihadirkan dilengkapi dengan kartu skill untuk kamu mengatur strategi serangan yang akan diberikan, kemudian tiap kartu skill juga dapat digabungkan, untuk mendapatkan efek lebih.


Sumber: Dok. KotakGame
Pada saat bertarung, kamu juga bisa memilih tiga karakter yang ingin digunakan sesuai keinginan dan kesesuaian saat melawan musuh, pasalnya ada faktor elemen yang dapat menentukan efektifitas serangan milik karaktermu. Tapi, sayangnya, mode bertarungnya hanya terbatas seperti itu saja, karena semua tergantung oleh kartu skill yang keluar, jadi dapat berpotensi membosankan karena tidak banyak yang bisa dilakukan saat dalam pertarungan.


Sumber: Dok. KotakGame

Sumber: Dok. KotakGame
Namun, agar pertarungan lebih menyenangkan atau berbeda dari biasanya, kamu bisa memanfaatkan fitur AR, jadi kamu bisa menonton pertarungan secara 360 derajat dengan menggunakan kamera.