Sebelum Kotakers melempar tameng merah putih biru atau menembak Kru KotGa dengan machine gun karena merasa kesal dengan pertanyaan di atas. Coba Kotakers tenang dulu sebentar dan coba perhatikan alasan sekaligus argumen Kru KotGa berikut ini.
Sekarang begini Kotakers, marilah kita berpikir secara logis. Seperti yang kita tahu, film dan seri TV regular MCU seperti Agents of S.H.I.E.L.D menampilkan tampilan serta kisah yang istilahnya bisa disaksikan dan dicerna oleh seluruh usia. Sebaliknya, seperti yang telah kita bahas di atas kisah seri Marvel-Netflix lebih menampilkan kisah ber-tone kelam dan sangat dewasa.
Nah, dengan adanya perbedaan tone ini, maka apabila kita adalah Marvel, tentunya, kitapun juga jadi pikir-pikir lagi bukan? Telebih lagi, untuk film dan seri TV-nya, perusahaan Marvel yang kita miliki ini sudah bergabung atau bekerjasama dengan Disney, yang notabene, merupakan brand / merek yang identik dengan anak-anak.
Baca ini juga :» Spider-Man: Across the Spider-verse
» Guardians of the Galaxy Volume 3
» Mechamato the Movie
» Ant-man and the Wasp Quantumania
» Black Panther: Wakanda Forever
» Auto Capai Rank Infinite! Tips & Trick Jadi Jago di Marvel Snap!
» Thor Love and Thunder
» Doctor Strange in the Multiverse of Madness
Apabila kita, tetap memaksakan diri untuk menyertakan karakter lets say, anti-hero seperti Frank Castle AKA Punisher (John Bernthal) untuk sekedar tampil membantu Hawkeye (Jeremy Renner) memberantas anak buah Thanos.
Ya memang sih, hal tersebut bakalan terlihat sangat keren nan badass, namun apakah kita tidak memikirkan implikasi / akibat yang nantinya akan didapatkan oleh si Punisher ini ke depannya?
Spesifiknya, apakah kalian ingin melihat sosok Punisher yang terkenal sadis dan kejam, tiba-tiba berubah total menjadi sosok anti-hero yang super baik hati dan nurut peraturan seperti Captain America? Tentunya tidak bukan?