space
DARK SOULS REMASTERED
PS4
Kamis, 31 May 2018

Mengawali debutnya dengan nama Demon's Souls, From Software telah berhasil melahirkan sebuah mahakarya baru yang fenomenal lewat franchise Dark Souls. Berbeda dari kebanyakan game RPG di pasaran saat ini, Dark Souls hadir dengan satu premis utama, yaitu menawarkan sebuah pengalaman bermain yang menantang dan tidak ada ampun. Saat memainkan seri originalnya di tahun 2011 lalu, Kru KotGa terus terjebak di area pertama karena memperlakukan game ini layaknya sedang bermain game berbasis hack-and-slash.

Jika ingin dibayangkan, Dark Souls adalah kebalikan sempurna dari sebuah game musou, dimana kekuatan karaktermu hanya sebatas npc lemah yang dapat dibantai dengan mudah. Lengah sedikit saja, kematian sudah pasti akan terus dilalui selama puluhan hingga ratusan kali. Proses yang membuat gamer cepat frustasi memang, tapi kepuasan setelah menyelesaikan area atau mengalahkan boss adalah sensasi yang tidak tergantikan.

Franchise Dark Souls yang sudah ditutup oleh seri ketiganya terbukti masih sangat kokoh posisinya di komunitas. Untuk mempertahankan eksistensi franchise ini, From Software akhirnya merilis seri original Dark Souls dalam versi remaster. Setelah mendapat kesempatan bermain untuk kesekian kalinya, Kru KotGa sudah merangkum review mengenai perubahan apa saja yang ditawarkan Dark Souls Remastered. Daripada penasaran, yuk! simak ulasan lengkapnya dibawah ini.


Serupa, namun lebih superior

Hadir sebagai versi remaster, perubahan terbesar yang ditawarkan game ini pastinya ada di peningkatan kualitas grafis. Untuk poin yang satu ini Kru KotGa sangat puas dengan perubahan yang ada, mulai dari kualitas tekstur hingga resolusi kualitas HD telah berhasil merubah seri originalnya yang hampir termakan zaman ini menjadi game RPG modern. Kualitas grafisnya bahkan bisa kamu lihat dari ragam efek pencahayaan dan partikel yang lebih memanjakan mata.

Semua ini bahkan belum termasuk peningkatan performa sempurna yang membuat game ini dapat berjalan di 60 FPS. Jujur saja, performa adalah permasalahan utama yang sangat menganggu di seri originalnya dulu. karena pada waktu itu banyak gamer PC terpaksa harus mengandalkan beragam tweak tool seperti DSFix untuk memperbaiki masalah teknis sekaligus performa yang tidak stabil. Dengan rilis versi remaster ini, akhirnya fans veteran dan gamer pendatang baru dapat menikmati pengalaman bermain yang maksimal. Lebih kerennya lagi, game ini juga dirilis untuk Nintendo Switch yang memungkinkan kamu untuk bermain di mana saja. Sebuah mimpi yang tidak pernah terbesit dalam pikiran fans Dark Souls pastinya.

Selain peningkatan kualitas grafis dan performa, tidak ada perubahan apapun yang dapat kamu temukan. Mulai dari lokasi musuh, harta karun, hingga ragam boss yang harus dilawan masih utuh seperti yang diharapkan. Bagi kamu yang masih asing dengan jalan cerita dalam game ini, Dark Souls sebenarnya hadir dengan plot cerita yang sangat minim. Sepanjang permainan kamu hanya dibawa ke sebuah area baru dan mengalahkan musuh yang mendiaminya, siklusnya yang repetitif ini tidak akan berhenti sampai akhir permainan.

Minim cerita bukan berarti buruk, karena Dark Souls menyimpan segudang rahasia gelap dibalik negeri Lordran yang telah lama hancur setelah memasuki era Age of Fire. Kamu akan mempelajari kebenaran sejarah dibalik perang besar yang pernah terjadi di negeri ini, melihat sosok tokoh penting yang terkontaminasi Abyss seperti Artorias, hingga menyelamatkan nasib dunia sebagai The Cursed Undead yang diramalkan. Daripada menjelaskan plotnya secara mendetail, game ini membiarkan pemain untuk berfantasi dengan jalan ceritanya.

Baca ini juga :
» Kembali Jadi Pilot Mecha di Game Legendaris PS1!
» Review Jade Dynasty: New Fantasy
» Review Elden Ring
» Review Horizon Forbidden West
» Review Vivobook pro 14x OLED M7400Q
» Review Uncharted: Legacy of Thieves Collection
» The Dark Pictures: House of Ashes
» Far Cry 6

Gameplay action yang brutal dan tanpa ampun

Selalu menahan diri, inilah aturan paling mutlak saat memainkan Dark Souls. Untuk sebuah game yang menerapkan mekanisme dimana satu kesalahan kecil dapat berakibat fatal, Dark Souls berhasil memberikan contoh sempurna lewat gameplaynya yang sederhana dan strategis disaat bersamaan. Sebelum memulai permainan, kamu bisa membuat karakter custom dan menentukan class (Sangat penting, karena berpengaruh langsung pada gaya bermain).

Setelah persiapan selesai, kamu akan langsung diterjunkan dalam sebuah skenario, dimana sang "The Cursed Undead" harus menemukan jalan keluar dari Undead Asylum. Dari sinilah jalan cerita akan terus bergulir hingga mencapai klimaks dimana karaktermu harus berhadapan dengan raja Lordran yang agung, Gwyn the Lord of Cinder. Setidaknya itulah skenario yang akan kamu dapatkan jika bisa mengatasi game ini dengan mudah, karena nyatanya seri original Dark Souls adalah salah satu game action RPG tersulit yang pernah ada.

Misalnya saat kamu berhadapan dengan musuh yang terlihat lemah, kamu mungkin bisa saja gagal menghindari serangan atau tidak sempat mengisi HP menggunakan Estus Flask. Satu atau dua serangan saja akan sangat berakibat fatal, karena karaktermu bisa saja mati dengan mudah setelah itu. Disini kita baru bicara soal satu musuh, sekarang bayangkan jika kamu harus menghadapi beberapa musuh bahkan hingga dua boss sekaligus yang sangat menantang seperti Ornstein dan Smough, kematian yang terus disimbolkan dengan kalimat "YOU DIED" pastinya sulit terelakkan.

Dari poin ini, biasanya gamer yang tidak memiliki kesabaran akan berhenti bermain dan mengungkapkan rasa kesalnya pada konsep yang dinilai tidak adil. Walaupun memang benar, pengalaman bermain yang menempatkanmu pada posisi terlemah dan terbukti berhasil menyelesaikan semua tantangan berat, justru berakhir sebagai kenangan yang paling berkesan. Contoh nyatanya bisa kamu lihat dari sensasi luar biasa yang dirasakan gamer saat berhasil mengalahkan boss terkuat seperti Four King dan Manus Father of the Abyss, yang saking luar biasanya bisa dianggap sebagai prestasi tersendiri.

BACA JUGA BERITA INI
close