Review

The Dark Pictures: House of Ashes

oleh: Christa

Halaman 1

Penggemar game horor maupun streamer tentu tidak asing dengan The Dark Pictures atau game horor seperti Until Dawn tentunya. Sukses menggarap Man of Medan dan Little Hope, Bandai Namco bersama Supermassive Games merilis seri ketiga dari The Dark Pictures Anthology bertajuk House of Ashes. Game ini diluncurkan untuk Xbox One, Xbox Series, PS4, PS5, dan PC pada 22 Oktober 2021.

Baca ini juga :

» Review Jade Dynasty: New Fantasy
» Review Elden Ring
» Review Horizon Forbidden West
» Review Vivobook pro 14x OLED M7400Q
» Review Uncharted: Legacy of Thieves Collection
Supermassive Games memang terkenal menghadirkan aktor maupun aktris ternama yang menjadi sorotan di setiap game-nya. Jika sebelumnya menggunakan Will Poulter di Little Hope sebagai Andrew, Hayden Panettiere (yang juga mengisi suara Kairi dari Kingdom Hearts dan aktris kenamaan asal Amerika) sebagai Sam di Until Dawn, kini mereka merekrut bintang High School Musical, yaitu Ashley Tisdale sebagai Rachel King di House of Ashes. Bagaimana peran Tisdale di House of Ashes?

Kali ini, kru KotGa mendapatkan kesempatan untuk memainkan sekaligus mengulas lebih lengkap game terbaru Supermassive ini. Penasaran? Langsung baca ulasan House of Ashes dari kami berikut ini.

Terjebak di Kuil Misterius




Jika Man of Medan berlatar di perahu berhantu yang menyimpan sejarah kelam, Little Hope yang mengisahkan tentang kematian keluarga dan kaitannya dengan pengadilan penyihir, House of Ashes justru mengambil setting perang antara Irak dan Amerika pada 2003. Seperti Little Hope, House of Ashes juga menggunakan kejadian nyata dan mitos maupun sejarah, yang memiliki elemen supernatural.




Cerita diawali dengan kehidupan di sebuah kota Mesopotamia kuno pada 2231 SM, yaitu Akkad. Wilayah ini menjadi terkutuk sesuai dengan kisah yang terinspirasi dari "The Curse of Agade", setelah raja mereka yaitu Naram-Sin mengambil kekuasaan dengan menjadi dewa dan menjarah kuil kepala dewa Enlil. Kisah House of Ashes sendiri sedikit menyimpang dari mitos Akkadia. Kuil yang dibangun di bawah justru menimbulkan ancaman yang lebih besar, dengan munculnya makhluk bawah tanah yang mengerikan.




Maju ke tahun 2003, dimana para Marinir ditugaskan untuk mencari senjata biologis milik Saddam Hussein di pegunungan Zagros. Di bawah pimpinan Eric King bersama istrinya, Rachel King menugaskan dua Marinir, Jason Kolcheck dan Nick Kay dalam penyelidikan senjata tersebut. Ketika sudah berada di sasaran, mereka tiba-tiba terperosok dan terjebak di reruntuhan kuil Sumeria dan dihantui dengan makhluk mengerikan bawah tanah. Di sinilah petualangan sesungguhnya dimulai.

TAGS

Jika ingin mengirim artikel, kerjasama event dan memasang Iklan (adverstisement) bisa melalui email redaksi[at]kotakgame.com atau Hotline (021) 93027183
rekomendasi terbaru



Most Popular Previews
Belum ada Preview