



Dalam langkah yang mengejutkan, Google baru-baru ini mengumumkan penghentian program Keragaman, Kesetaraan, dan Inklusi (DEI) yang selama ini menjadi bagian integral dari strategi perusahaan. Keputusan ini menempatkan Google dalam daftar perusahaan teknologi raksasa seperti Meta dan Amazon yang juga telah mengurangi atau menghentikan inisiatif serupa.
Pengumuman ini disampaikan melalui memo internal dari Fiona Cicconi, Kepala SDM Google, yang menyebutkan bahwa keputusan ini diambil sebagai respons terhadap status perusahaan sebagai kontraktor federal, keputusan pengadilan, serta Perintah Eksekutif Amerika Serikat terkait isu DEI.

Program DEI telah menjadi sorotan utama di industri teknologi selama beberapa tahun terakhir, terutama setelah gerakan Black Lives Matter (BLM) pada tahun 2020. Saat itu, Google berkomitmen untuk meningkatkan representasi kelompok yang kurang terwakili dalam posisi kepemimpinan hingga 30 persen. Target ini berhasil dicapai pada tahun 2022. Namun, kini Google memutuskan untuk menghentikan program tersebut, menyusul tekanan politik dan hukum yang semakin meningkat.
Dalam memo internalnya, Google menyatakan bahwa mereka akan “mengevaluasi dengan cermat” inisiatif DEI lainnya yang dianggap “menimbulkan risiko” atau “tidak memberikan dampak seperti yang diharapkan.” Selain itu, perusahaan juga menghapus kalimat dalam laporan tahunan SEC yang sebelumnya menyatakan komitmen mereka terhadap DEI sebagai bagian dari semua aktivitas perusahaan.
Keputusan Google ini menuai berbagai reaksi dari publik dan media. Banyak yang mempertanyakan komitmen perusahaan terhadap nilai-nilai keragaman dan inklusi, terutama mengingat peran besar Google dalam membentuk budaya kerja di industri teknologi.
Baca ini juga :» WhatsApp Bakal Bisa Pakai Username, Tak Perlu Sebar Nomor HP Lagi!
» Google dan Qualcomm Pastikan Android Bakal Hadir di PC
» Rp 439 Miliar Hanya Untuk Bodyguard Pribadi? Apakah Mark Zuckerberg Boros Atau Cuman Parno?
» Mark Zuckerberg Pamer AI Self-Learning, Yang Mana AI Milik META Bisa Upgrade Dirinya Sendiri!
» Setelah Fallout, Amazon Akan Adaptasi Game Wolfenstein Menjadi Serial TV
» Ada Rencana Terselubung? Meta Dan Mediatek Membuat Chip 2nm Yang Diberi Codename “Arke”
» Eksekutif AI Teratas Apple Tinggalkan Perusahaan dan Pindah Ke META
» Google Kena Denda 5 Triliun Rupiah Karena Mengambil Data User Secara Diam-Diam Saat Kondisi Smartphone Idle

Chloe Cooper, Juru Bicara Google, menegaskan bahwa perusahaan tetap berkomitmen untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua karyawan. Namun, ia juga mengakui bahwa perusahaan telah melakukan peninjauan ulang terhadap program-program DEI selama setahun terakhir.
Penghentian program DEI oleh Google dan perusahaan teknologi besar lainnya bisa menjadi tanda perubahan arah dalam industri teknologi. Selama ini, DEI dianggap sebagai salah satu pilar penting dalam membangun budaya perusahaan yang progresif dan inklusif. Namun, dengan tekanan politik dan hukum yang semakin besar, perusahaan-perusahaan ini mungkin merasa terpaksa untuk mengurangi fokus pada isu-isu tersebut.
Hal ini juga menimbulkan pertanyaan tentang masa depan keragaman dan inklusi di dunia kerja, terutama di industri yang didominasi oleh laki-laki kulit putih seperti teknologi. Tanpa program DEI, ada kekhawatiran bahwa kelompok minoritas dan perempuan akan semakin sulit mendapatkan kesempatan yang sama dalam hal rekrutmen dan promosi.
Selain berita utama di atas, KotakGame juga punya video menarik yang bisa kamu tonton di bawah ini.