Perlombaan di industri mobil listrik otonom semakin kompetitif. Raksasa otomotif China, BYD, baru saja menjalin kemitraan strategis dengan DeepSeek untuk mengembangkan teknologi self-driving generasi terbaru. Langkah ini berpotensi menjadi ancaman besar bagi Tesla dan produsen mobil lainnya di segmen kendaraan listrik pintar.
DeepSeek, startup AI generatif asal China, baru-baru ini mencuri perhatian karena menawarkan teknologi kecerdasan buatan yang sebanding dengan ChatGPT, namun dengan biaya produksi yang lebih efisien. Sementara itu, BYD, sebagai produsen mobil terbesar di China yang bahkan sesekali melampaui Tesla dalam penjualan, telah mengambil pendekatan lebih konservatif terhadap kendaraan otonom dibanding pesaingnya.
Namun, hal itu mulai berubah dengan peluncuran sistem bantuan pengemudi canggih God's Eye. Sistem ini tersedia dalam tiga varian, semuanya menggunakan arsitektur Xuanji BYD, yang mengintegrasikan chip onboard, komputasi awan, sensor, serta kecerdasan buatan baik di dalam kendaraan maupun cloud.
Kini, teknologi Xuanji akan semakin diperkuat dengan model AI R1 DeepSeek, yang akan meningkatkan kapabilitas sistem self-driving BYD secara signifikan. Berita tentang kerja sama ini pun langsung berdampak positif terhadap pergerakan saham BYD di pasar.
Sementara BYD terus memperkuat posisinya, Tesla menghadapi hambatan besar di China. Hingga saat ini, fitur Full Self-Driving (FSD) Tesla belum mendapatkan izin resmi dari pemerintah China. CEO Tesla, Elon Musk, mengungkapkan adanya kendala regulasi yang menghambat kemajuan mereka.
"Kami menghadapi beberapa tantangan karena mereka saat ini tak mengizinkan kami mentransfer video training ke luar China. Dan pemerintah AS takkan mengizinkan kami melakukan pelatihan (AI) di China. Jadi, kami agak terikat. Ini seperti dilema," ujar Musk, dikutip dari Reuters.
Baca ini juga :
» Perusahaan AI bangkrut karena ketauan memakai 700 orang india, bukan AI
» Masih Banyak Pemuda Indonesia yang Menjadi Penipu AI Di Myanmar
» AI Hidupkan Suara Korban yang Sudah Meninggal: Era Baru di Ruang Sidang?
» ASUS Perluas Komitmen Terhadap AI di COMPUTEX 2025 Lewat Ekosistem Menyeluruh
» Baidu, Perusahaan Teknologi Asal Tiongkok Ajukan Paten AI Untuk Terjemahan Suara Hewan
» [Rumor] DeepSeek Kembangkan Model AI Baru Gunakan Chipset Dari Huawei, Powerful Tapi Lebih Murah?
» AMD Ryzen™ Al 300 Series & AMD Ryzen™ Al Max Series, Performa Terbaik dengan AI
» Garansi Laptop ASUS Kini Menjadi 3 Tahun Internasional
Di luar China, Tesla masih optimis dengan rencana FSD dan layanan robotaxi. Musk mengungkapkan bahwa layanan robotaxi Tesla akan mulai beroperasi di Austin pada Juni mendatang. Selain itu, proyek Cybercab, robotaxi khusus Tesla, juga sedang dalam tahap pengembangan dan direncanakan rilis pada 2026.
Keunggulan BYD tidak hanya terletak pada teknologi tetapi juga harga. Dengan integrasi AI yang lebih canggih dan biaya produksi yang lebih efisien, BYD berpotensi menawarkan kendaraan listrik dengan teknologi self-driving lebih murah dibanding Tesla.
Pendiri BYD, Wang Chuanfu, menegaskan bahwa perusahaan ingin menjadikan teknologi pengemudian otonom bukan sekadar fitur premium, tetapi sebagai standar keselamatan bagi semua kendaraan. Langkah ini berpotensi semakin mendorong dominasi BYD dalam industri mobil listrik global.
Dengan perkembangan ini, persaingan antara BYD dan Tesla di pasar kendaraan listrik otonom semakin menarik untuk diikuti. Akankah Tesla mampu mempertahankan keunggulannya, atau BYD akan mengambil alih posisi terdepan di industri ini?
Selain berita utama di atas, KotakGame juga punya video menarik yang bisa kamu tonton di bawah ini.