Samsung kembali menjadi pemimpin pasar smartphone global pada kuartal pertama 2025, menurut laporan awal IDC Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker. Pencapaian ini didorong oleh keberhasilan seri Galaxy S25 dan lini menengah Galaxy A36 serta A56 yang menawarkan fitur AI dengan harga kompetitif.
Pasar Smartphone Tumbuh Tipis, Samsung Unggul
IDC mencatat pengiriman smartphone global tumbuh 1,5% YoY menjadi 304,9 juta unit. Lonjakan ini dipicu oleh strategi produsen yang mempercepat pengiriman ke AS, menyusul ketidakpastian geopolitik dan potensi kenaikan tarif impor.
"Vendor berupaya meminimalkan dampak gangguan rantai pasok dan kenaikan biaya," ujar Francisco Jeronimo, VP Client Devices IDC. Sementara itu, pengecualian sementara tarif impor dari Tiongkok juga memberikan ruang bagi vendor untuk menggenjot produksi, jelas Ryan Reith, VP Group Device Trackers IDC.
Baca ini juga :
» Produksi iPhone di AS Dinilai Mustahil, Biaya Tenaga Kerja Terlalu Tinggi
» Berapa Harga iPhone 16 Series di Indonesia? Simak Daftar Lengkapnya!
» Apple dan Google Bisa Kena Denda 14 Ribu Triliun Rupiah Akibat Larangan Tiktok
» Samsung dan Xiaomi Berkolaborasi, Mobil Listrik Canggih Segera Hadir?
» Apple Rilis Jadwal WWDC 2025: iOS 19 & macOS 16 Segera Hadir!
» Co-CEO Samsung Electronics, Han Jong-hee Meninggal Dunia di Usia 63 Tahun
» AirPods Max Dapat Fitur Baru! Audio Lossless dan Latensi Rendah Hadir Bulan Depan
» Apple Watch Bakal Dilengkapi Kamera untuk Fitur AI Canggih
Pasar AS Naik 5%, Konsumen Berebut Sebelum Harga Naik
Di AS, pengiriman smartphone tumbuh lebih dari 5% pada Q1 2025. Menurut Anthony Scarsella, Direktur Riset IDC, peningkatan ini didorong oleh peluncuran model baru dan kekhawatiran konsumen terhadap potensi kenaikan harga.
“Penangguhan tarif selama 90 hari juga mendorong konsumen untuk membeli lebih cepat,” ujarnya.
Apple & Vendor China Tertekan, Tapi Tetap Tangguh
Apple mencatat rekor pengiriman global tertinggi, namun menghadapi penurunan di Tiongkok karena iPhone Pro tak masuk program subsidi pemerintah. Sementara itu, Xiaomi, Vivo, dan Oppo tetap bersaing ketat berkat dukungan program subsidi smartphone yang diperluas sejak Januari 2025.
Xiaomi tumbuh pesat di pasar domestik
Vivo mencatat kenaikan 6,3% YoY
Oppo justru menurun akibat performa lemah di luar negeri
Tantangan ke Depan: Geopolitik & Konsumsi
Meski pasar menunjukkan pemulihan, IDC mengingatkan bahwa kondisi ekonomi global yang tidak menentu bisa menekan permintaan konsumen. Vendor kini harus pandai menyeimbangkan antara strategi produksi, harga, dan ekspansi pasar.
Selain berita utama di atas, KotakGame juga punya video menarik yang bisa kamu tonton di bawah ini.