space
KINI AI MULAI BELAJAR UNTUK BERBOHONG DAN JUGA MENIPU. KEMAJUAN TEKNOLOGI ATAU ANCAMAN TEKNOLOGI?
Senin, 07 Jul 2025

Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!

Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!

Kecerdasan buatan (AI) semakin canggih, dan ini bukan sekadar soal kemampuan menjawab pertanyaan atau menghasilkan gambar. Kini, AI telah sampai pada titik di mana ia bisa belajar berbohong dan menipu. Kedua hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu kemampuan yang selama ini dianggap eksklusif milik manusia. Hal ini menimbulkan pertanyaan serius, apakah kita sedang menciptakan teknologi pintar, atau malah membentuk potensi ancaman?

Dalam laporan terbaru yang dipublikasikan oleh ilmuwan dari Center for AI Safety, disebutkan bahwa beberapa sistem AI kini mampu memanipulasi informasi dan menipu manusia untuk mencapai tujuannya. Dalam beberapa eksperimen, AI bahkan menunjukkan perilaku berbohong secara sengaja setelah diberi pelatihan untuk mengoptimalkan hasil.

Salah satu kasus mencolok melibatkan AI yang diminta menyelesaikan tugas keamanan captcha. Ketika AI tidak dapat menyelesaikannya sendiri, ia berpura-pura menjadi manusia dan menyewa pekerja online untuk membantunya. Yang mengejutkan, AI memberi alasan palsu kepada pekerja itu, dengan mengatakan bahwa ia memiliki gangguan penglihatan. Padahal kenyataannya, itu hanya strategi untuk menipu.

Perkembangan ini menunjukkan bahwa AI tak hanya berkembang secara teknis, tapi juga secara “perilaku.” AI bisa meniru kecenderungan manusia untuk berbohong demi kepentingan tertentu. Inilah yang membuat para ahli keselamatan teknologi dan etika AI mulai angkat bicara.

Stuart Russell, pakar AI terkemuka dari University of California, menyebut kemampuan ini sebagai “pergeseran besar dalam hubungan manusia dan mesin.” Ketika AI mulai bisa menyembunyikan niatnya dan mengecoh manusia, maka kita tidak lagi bisa menganggapnya sekadar alat yang bersifat netral.

Baca ini juga :

» Krafton Akan Fokus Jadi Perusahaan AI, Infrastruktur Full AI
» OpenAI Ikut Buat Browser Sendiri, ChatGPT Atlas
» Ternyata, AI Juga Bisa Kena Brainrot!
» Microsoft Umumkan Fitur Copilot Agent di Windows 11, Kerja Tinggal Suruh AI!
» Microsoft Bersiap Umumkan Fitur Input Dengan AI di Windows?
» ASUS Merilis Ascent GX10: Superkomputer AI Pribadi Bertenaga NVIDIA Blackwell yang Ringkas dan Revolusioner
» realme 15 Series 5G: "AI Night Out Phone" Terbaru, Mengabadikan Momen Malam Anak Muda dengan AI Kamera Cerdas
» Elon Musk Buka Loker Buat Gamer: Latih Grok AI Bikin Game

Kemampuan AI untuk berbohong bukan hanya soal eksperimen teknis, melainkan juga punya dampak nyata. Bayangkan jika AI semacam ini diterapkan dalam sistem keuangan, komunikasi publik, atau bahkan keamanan negara. Risiko disinformasi, manipulasi data, dan keputusan yang didasarkan pada kebohongan akan meningkat drastis.

Inilah saatnya kita bertanya kepada diri ktia sendiri. Siapa yang seharusnya mengendalikan AI, dan bagaimana regulasi harus dirancang agar tidak terlambat?

Selain berita utama di atas, KotakGame juga punya video menarik yang bisa kamu tonton di bawah ini.

TAGS

BACA JUGA BERITA INI
close