Dengan keberhasilan Fortnite baru-baru ini, perdebatan tentang apakah bermain video game bermanfaat atau berbahaya semakin muncul ke prmukaan. Sementara banyak perdebatan telah difokuskan pada bagaimana game dapat menuai perilaku agresif, sebuah studi baru mengungkapkan bahwa game sebenarnya menguntungkan. Studi ini menunjukkan bahwa game sebenarnya meningkatkan jumlah materi abu-abu/grey matter di otak, yang berarti bahwa game dapat menyebabkan proses berpikir yang lebih cepat dan kecerdasan yang lebih tinggi.
Penelitian yang diterbitkan oleh Nature ini dilakukan pada dua kelompok gamer yakni gamer 'pro' dan gamer 'amatir'. Para pro adalah semua peserta kejuaraan regional dan nasional baik untuk League of Legends atau Dota 2, sedangkan amatir adalah orang-orang yang tidak banyak bermain atau tampil baik saat bermain sebuah game. Kedua kelompok terdiri dari hampir 30 peserta.
Tim peneliti fokus pada satu bagian spesifik otak, korteks insular. Sebagian besar proses linguistik seseorang diyakini terjadi di korteks insular, serta proses lain termasuk rasa, bau, kasih sayang, empati, dan pengalaman interpersonal. Gambar-gambar yang diambil dari korteks insular mengungkapkan bahwa pemain profesional telah meningkatkan konektivitas dan materi abu-abu di subregional insular. Materi abu-abu pada dasarnya mengendalikan semua fungsi otak, sehingga peningkatan materi abu-abu dan konektivitas menunjukkan bahwa pemain profesional memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dan proses berpikir yang lebih cepat.
Baca ini juga :
» Microsoft Minta Pengguna Windows 10 untuk Upgrade PC Yang Mendukung Windows 11
» Xiaomi Pad 7 dan Pad 7 Pro Siap Meluncur di Indonesia, Ini Bocoran Spesifikasinya!
» Nvidia dan Google Kolaborasi Kembangkan Quantum Computing, Siap Jadi Gebrakan Baru?
» ASUS Umumkan ROG Phone 9, Pakai Snapdragon 8 Elite dan Layar 185Hz!
» Mirip Tiktok! YouTube Luncurkan Fitur Baru "Jewels" untuk Apresiasi Kreator
» Apple Dikabarkan Pertimbangkan Membuat TV Sendiri
» Microsoft Rilis ISO Windows 11 untuk Perangkat ARM
» Phil Spencer, CEO Dari Microsoft Gaming Konfirmasi Bakal Ada Console Handheld Xbox
Walau WHO menyebut bermain game berlebihan merupakan gangguan kesehatan mental, sepertinya hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Untuk dapat didiagnosis menderita kelainan, seseorang merasakan ketertarikan yang berlebih pada permainan sehingga mereka pada dasarnya akan mengalami putus obat layaknya kecanduan ketika tidak bisa bermain. Selain itu, istilah 'berlebihan' bisa bersifat relatif, dan penelitian ini menunjukkan bahwa orang yang bermain lebih daripada yang lain lebih cenderung memiliki proses pemikiran yang lebih cepat dan lebih cerdas.
Meskipun peningkatan permainan ditemukan sebagai cara yang baik untuk meningkatkan materi abu-abu dan konektivitas seseorang, penting untuk dicatat bahwa itu bukan satu-satunya cara untuk menentukan hal tersebut. Beberapa kegiatan seperti olahraga dan rekreasi berbasis seni juga telah ditemukan untuk meningkatkan konektivitas otak seseorang, dan ini bisa menjadi alternatif yang sehat bagi orang-orang yang mungkin mengalami kecanduan game.
(KotakGame)