space
DREADOUT 2
PC
Jumat, 28 Feb 2020
Gameplay baru yang menarik dan seru


Sumber: Dok. KotakGame

Jika pada Dreadout seri pertama, dari awal sampai terakhir, kita bertarung melawan hantu hanya dengan menggunakan kamera dari iRisphone milik Linda saja. Kali ini Linda dapat melakukan serangan menggunakan senjata seperti pisau, kapak ataupun sebuah keris, serta bisa memberi efek stun kepada hantu dengan menggunakan flash. Ponsel Linda juga kali ini tak hanya berguna untuk melihat galeri saja, tapi bisa untuk melihat inventory, menyimpan catatan, dan bahkan memesan ojek online untuk berpindah tempat antar map.


Sumber: Dok. KotakGame

Kali ini juga saat memotret dengan menggunakan kamera, ponsel Linda akan memiliki jeda beberapa detik untuk bisa memotret lagi, jadi lebih menantang karena kamu tidak bisa melakukan serangan beruntun. Pada saat mode survival, kamu bisa menggunakan combo dengan melakukan stun kepada target hantu lalu serang dengan senjata mu, bahkan saat dalam efek stun, kamu bisa memicu serangan spesial dengan melakukan serangan di jarak yang dekat.


Sumber: Dok. KotakGame

Namun, kali ini, saat Linda mati, tidak lagi digambarkan dalam posisi kesurupan dan harus berlari ke cahaya untuk mengembalikan kesadarannya, kali ini Linda benar-benar mati jika darahmu habis diserang musuh atau bahkan tertabrak kendaraan yang lewat. Pastinya kamu harus mengulang kembali di checkpoint sebelumnya jika kamu mati.


Sumber: Dok. KotakGame

Tapi, untuk soal bar darah, Dreadout 2 masih menggunakan cara lama, dengan tampilan layar lama kelamaan warnanya semakin pudar, jika sampai tidak ada warnanya, berarti Linda dalam keadaan sekarat. Kamu bisa memperhitungkan persentase darah ini dengan melihat musuh yang menyerang, jika musuh biasa, pastinya hanya akan menurunkan sedikit darah, tapi jika yang menyerang berukuran besar atau boss pastinya serangannya sangat sakit. Tapi, kali ini tidak ada fitur seperti jimad untuk menambahkan stats, hanya ada senjata seperti keris yang dapat memberi efek lifesteal.


Sumber: Dok. KotakGame

Sayangnya, gameplay ini justru terasa semakin menurun kesulitannya saat di akhir, malahan di awal, memotret beberapa hantu sangat sulit dilakukan, karena terlalu lincah dibanding pergerakan Linda yang cukup lamban dalam posisi ini. Tapi, saat mencapai penghabisan apalagi setelah mendapat senjata keramat yang memiliki efek lifesteal, semua musuh terasa sangat mudah dikalahkan meski itu boss sekalipun.


Sumber: Dok. KotakGame

Tapi, meski begitu, beberapa event memang tampaknya terinspirasi dari game terkenal seperti Outlast saat kita menjalankan Quest di Rumah Sakit dan harus meemanfaatkan beberapa benda untuk bersembunyi. Kemudian, saat kota telah chaos dengan para entitas astral yang mengamuk, memang tampaknya terinspirasi dari salah satu misi di gorong-gorong pada game Resident Evil 2 Remake. Semuanya tampak seru, karena dibuat dengan versi Dreadout 2 yang juga tak kalah kualitasnya.

Tidak ada Jump Scare namun tetap sangat menakutkan


Sumber: Dok. KotakGame

Patut kita setujui bersama, Jump Scare bukanlah hal yang membuat ketakutan, namun hanya mengagetkan. Itulah yang kali ini disadari oleh Digital Happiness bahwa Jump Scare hanya membuat game horor menjadi seperti game kacangan. Dreadout 2 kali ini hanya menggunakan satu adegan semi Jump Scare saat Linda diajari oleh seorang guru hantu, karena disorot dari jauh dan tidak terlalu mengagetkan, justru adegan tersebut hanya sebagai jembatan untuk mengubah atmosfer dari biasa menuju horor.


Sumber: Dok. KotakGame

Dreadout 2 memang mencoba bermain dengan psikologi para pemainnya dengan menghadirkan kengerian dan keseraman dengan menekankan pada nuansa serta atmosfer. Seperti membuat keadaan begitu hening yang ditambah dengan suara-suara geraman atau nyanyian tradisional Jawa yang membuat siapapun pasti akan merinding.


Sumber: Dok. KotakGame

Saat membuat adrenalin memuncak, Dreadout pun mencoba dengan memainkan musik seram yang bertempo cepat, membuat jantung tiap pemainnya akan berdegup kencang. Dreadout 2 memang mencoba menghadirkan adegan horor berkelas dan itu sangat berhasil.

Baca ini juga :
» Lebih Realistis, Lebih Imersif, tapi Apakah Lebih Baik? - Counter-Strike 2 Review
» EA Sports FC 24
» Bisa Minum Lewat Headset hingga Cukuran RGB, Deretan Joke Brand Gaming di April Mop!
» Resesi Is Real? Game-Game Besar ini Harus Tutup di Tahun 2023!
» Tahun 2023 Penuh Game Keren! Ini Dia List Game Yang Dinantikan Rilisnya di Tahun Ini!
» Apakah Favoritmu Menang? Pengumuman Pemenang Penghargaan KotakGame Awards 2022
» Awal Tahun 2023 di Rumah Tapi Bingung Mau Ngapain Aja? Saatnya Mainkan 7 Game Ini!
» Akhir Tahun Banyak Cuan! 7 Game Dengan Diskon Terbesar SEGA Steam Sale 2022!
Bahasa campur aduk dan alur cerita yang membingungkan


Sumber: Dok. KotakGame

Yang patut disayangkan dari Dreadout 2 adalah eksekusi cerita yang cukup membingungkan, bahkan terkesan buru-buru saat menuju akhir. Awalnya kita diberikan premis bahwa Linda kembali ke kehidupan normalnya dan mencoba untuk mengungkap kejadian misterius pada Dreadout pertama. Bahkan karena ini, Linda pun dikucilkan oleh para teman-teman sekolahnya dan dianggap sebagai biang masalah.


Sumber: Dok. KotakGame

Namun, setelahnya menjadi agak tidak jelas, saat Linda bertemu dengan karakter Alter nya yang bahkan kurang memiliki korelasi terhadap keseluruhan cerita. Lalu tiba-tiba kita akan flashback ke kehidupan Linda kecil dan diberi tahu bahwa Linda kehilangan orang tua nya dan ia berteman dan dilindungi oleh Buto Ijo. Tapi, kita tidak diberi tahu penyebab mengapa Linda tidak mengetahui semua hal itu. Kemudian perpindahan cerita ke keterlibatan Miss Siska ini kurang rapih dan seakan cerita sebelumnya seperti hanya untuk mengisi kekosongan cerita saja. Tapi, sisi positifnya, kemungkinan Dreadout 2 akan menghadirkan DLC untuk menjelaskan keseluruhan jalan cerita, seperti pada Dreadout pertama yang menghadirkan DLC Keepers of the Dark.


Sumber: Dok. KotakGame

Kemudian bahasa campur aduk yang digunakan dalam game juga cukup mengganggu, di mana beberapa karakter menggunakan bahasa Sunda, beberapa lagi menggunakan bahasa Indonesia, dan lainnya menggunakan bahasa Inggris. Khususnya Bahasa Inggris, cukup membingungkan, karena hantu yang merasuki salah satu karakter di awal game justru berbahasa Inggris tanpa tahu penyebabnya, lalu ada juga karakter nenek tua, Nini Tetty, yang tinggal di hutan belantara, juga tiba-tiba fasih berbahasa Inggris.

BACA JUGA BERITA INI
close