space
REVIEW ASUS ROG PHONE 6
and
Selasa, 11 Oct 2022

KAMERA






Kamera memang bukan poin utama jika kita berbicara tentang smartphone gaming, tapi tentu tetap akan kita uji kemampuan kamera dari ROG Phone 6 ini yang memang kelas harganya sudah masuk ke kelas flagship. Untuk konfigurasinya ada sensor dari Sony IMX766 beresolusi 50 MP sebagai kamera utama yang memang ini adalah sensor kelas flagship. Untuk ultrawide camera beresolusi 13MP dan terakhir ada kamera Macro sebesar 5MP. Kamu bisa melihat hasilnya seperti ini.





Untuk hasil foto dari kamera utama memang terasa bagus, sudah sesuai dengan price tagnya, hasilnya detail dan shutternya juga terasa cepat minim delay.





Untuk kamera Ultrawide-nya sudah bisa dibilang cukup lah, jika cukup cahaya masih bisa diandalkan.




Untuk kamera makronya masih terasa sebagai kamera pelengkap saja, titik fokusnya terasa masih jauh, jadi masih terasa gak makro-makro banget hasil fotonya.









Jika dipakai untuk memotret di malam hari, softwarenya akan mendeteksi situasi minim cahaya secara otomatis, yang akan menyebabkan shutter speed sedikit kendor untuk mendapatkan cahaya yang cukup. Hasil kamera utamanya tetap on point, sudah lebih dari cukup.









Kalau kamera ultrawide-nya di malam hari sudah mulai kehilangan banyak detail, sebaiknya untuk scenery malam hari, gunakan kamera utamanya saja.

Nah ini nih letak yang bikin kami cukup kaget, karena kamera dari ROG Phone 6 ini ternyata hasil perekaman videonya bagus, terhitung bagus banget, apalagi harga yang reguler ini kan gak flagship-flagship banget. Resolusi maksimal yang bisa direkam ialah 8K di 24FPS dan tentu stabilitas akan tidak berfungsi di mode ini. 

Tentunya merekam di resolusi 8K tidak kami sarankan, karena hasil videonya yang memakan storage besar, shaky dan akan sangat berat untuk di-upload ke sosial media secara langsung.  Hasilnya yang paling mengesankan adalah di 4K 60FPS yang stabilisasinya tetap hidup, dan hasil videonya cakep banget, apalagi jika menggunakan fitur HyperSteady-nya. Jadi untuk keperluan media sosial, di 1080p 60FPS sudah lebih dari cukup, tapi jika memang kamu suka edit-edit video, footage dari 4K 60FPS-nya sangat bisa diandalkan, banyak ruang dari resolusi yang padat ini untuk di-crop dalam proses pengeditan, jadi masih banyak detail yang bisa dipakai.




Kamera depannya beresolusi 13MP, yang hasilnya sudah sangat mengakomodir kebutuhan selfie, baik di foto maupun video. Untuk kebutuhan live streaming juga sudah oke banget lah. Perekaman video di kamera depannya bisa sampai 4K juga di 30FPS, cakep.

PERFORMA





Smartphone gaming ya tentu yang paling penting untuk dibahas ya performa chipsetnya, khususnya ya dalam bermain game. Kayanya langsung ke kesimpulan aja gak sih?




Udah ketebak juga kalau smartphone ini kenceng banget, semua game yang kita cobain di smartphone ini digasak habis dengan settingan rata kanan, kaya Genshin Impact, jalan rata di 60FPS untuk setting mentok rata kanan, dan kayanya kalau udah Genshin aja  dimentokin gini FPSnya, game lain sih udah aman ya.




Belum cukup? Oke kita gas Honkai Impact, dan aktifin di FPS 90 dengan refresh rate di 120Hz, tetep aja hasilnya sama, Average FPS ada di sekitar 89-an, tetep dimentokin sama  smartphone monster ini.







Untuk game-game moba  mah udah terkenal enteng ya, dengan smartphone mid-end aja udah jalan lancar, kaya MLBB dan Lokapala, semuanya dibabat dengan setting grafis tertinggi.

Baca ini juga :
» Review ASUS TUF Gaming A16 FA608WV
» Review ROG Ally X
» Review ASUS TUF Gaming F16 2024
» Review ASUS Zenfone 11 Ultra
» Review ASUS TUF Gaming A15
» Review ROG Strix SCAR 17 2023 G733
» Review ROG Strix Scar 16 G634JZ
» Review ROG x EVANGELION EVA-02

Antutu Benchmark




Untuk Antutu benchmark skornya udah tumpah-tumpah, udah di-mentokin sama Snapdragon 8+ Gen 1 ini, skornya tembus sejutaan, dah gak ngerti lagi Master sama CPU jaman sekarang. Ini berjalan di X-Mode.




Kami juga mencoba menjalankan tes Antutu Benchmark di mode Ultra Durable, dan ternyata skornya terpaut cukup jauh, hanya harus puas di angka 700 ribuan. Sedikit informasi, softwarenya cukup agresif dalam mengubah mode-nya kembali ke X-Mode setiap kali ada pekerjaan grafis berat yang dideteksi, seperti bermain game dan menjalankan benchmark tentunya, jadi sewaktu melakukan benchmark, kami harus berulang kali mematikan X-Modenya karena sistem secara otomatis selalu berubah.

BACA JUGA BERITA INI
close