Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengimbau pemerintah agar layanan internet berbasis satelit Starlink memprioritaskan wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) di Indonesia. Imbauan ini bertujuan menjaga keberlanjutan industri telekomunikasi nasional dan menciptakan iklim usaha yang sehat.
Menanggapi hal ini, Indosat Ooredoo Hutchison melalui SVP Corporate Communications, Steve Saerang, menyatakan harapan agar pemerintah merumuskan regulasi seimbang yang mendukung pemerataan akses digital dan keberlanjutan investasi operator lokal.
Baca ini juga :
» Starlink Rilis Paket Internet Murah, Hanya Rp400 Ribuan Perbulan
» Layanan Starlink Langsung Nyambung ke HP Gratis Resmi Dimulai, Tapi Malah Dilarang di Indonesia?
» Dipecat Dari Tesla Karena Terlalu Sibuk di Pemerintahan? Elon Musk Ngamuk di X
» Kerugian Kasus Fake BTS Capai Rp 473 Juta, Polisi Buru Pelaku Lain
» Logo Ikonik Twitter Terjual di Lelang Dengan Harga yang Fantastis!
» CEO Nvidia Akui Keunggulan Huawei di Tengah Tekanan AS
» Keynote Intel Vision 2025 Diumumkan dengan CEO Baru
» Google Bayar Rp 462 Miliar untuk Selesaikan Gugatan Diskriminasi Rasial
Telkomsel juga menyambut baik solusi teknologi satelit untuk wilayah 3T. VP Corporate Communications Telkomsel, Saki H. Bramono, menekankan pentingnya kolaborasi dengan penyedia satelit, termasuk Starlink, dalam skema Business-to-Business (B2B).
XL Axiata melalui Reza Mirza berharap pemerintah dapat mengawasi regulasi secara tegas untuk menjaga ekosistem industri telekomunikasi yang sehat. Sementara itu, Smartfren mendukung penuh kehadiran Starlink di wilayah 3T guna mempercepat akses internet di pelosok.
KPPU dalam kajiannya yang berlangsung sejak Mei hingga Oktober 2024 menyarankan kemitraan antara penyedia jasa satelit dengan pelaku telekomunikasi lokal demi kepentingan nasional. Rekomendasi tertulis telah disampaikan kepada Presiden RI dan berbagai pemangku kepentingan terkait.
Selain berita utama di atas, KotakGame juga punya video menarik yang bisa kamu tonton di bawah ini.