Chip AI terbaru dari Nvidia, Blackwell GB200, menghadapi sejumlah keluhan yang mempengaruhi pesanan dari perusahaan teknologi besar. Dilaporkan oleh The Information, beberapa klien utama menunda pemesanan akibat masalah overheating dan konektivitas.
Rak server yang menggunakan Blackwell GB200 membutuhkan daya antara 120 hingga 132 kW, konsumsi listrik yang sangat besar untuk data center. Sistem pendingin konvensional terbukti tidak mampu mengatasi panas ekstrem dari penggunaan chip ini, memicu kebutuhan akan solusi pendinginan yang lebih canggih.
Selain masalah panas, versi awal rak GB200 juga mengalami gangguan interkoneksi yang mempengaruhi komunikasi antar-chip. Setiap rak GB200 dapat menampung hingga 72 chip, dan desain rak saat ini belum mampu menangani suhu tinggi yang dihasilkan.
Untuk mengatasi masalah ini, Nvidia meminta perubahan desain dari pemasok mereka. Solusi yang dibutuhkan mencakup optimasi chip, pengembangan teknologi pendinginan baru, dan perombakan infrastruktur rak server secara menyeluruh.
Baca ini juga :
» Komdigi Intensif Perangi Judi Online: Tim Khusus 113 Orang & Bantuan AI Siaga 24 Jam
» Google Pixel & Mark Rober Hadirkan SAT GUS: Satelit Selfie dari Luar Angkasa
» Pemerintah Jelaskan Alasan NVIDIA Tidak Invenstasi di Indonesia
» TSMC Catatkan Rekor Pemasukan di Kuartal Keempat 2024, Melampaui Prediksi Analis
» WhatsApp Akan Hadirkan Tab AI, Menggantikan Tab Komunitas
» Google DeepMind Bentuk Tim Baru untuk Kembangkan Model AI Simulasi Dunia Fisik
» NVIDIA CES 2025 Keynotes Watch Party: Jensen Huang Perkenalkan Line Up RTX 5000 Series dan DLSS4!
» OpenAI Didenda 15 Juta Euro oleh Pemerintah Italia atas Pelanggaran Data Privasi
Masalah teknis pada Blackwell GB200 telah mempengaruhi keputusan beberapa perusahaan besar seperti Amazon Web Services, Google, Microsoft, dan Meta. Mereka mengurangi pesanan, meski sebelumnya telah menganggarkan lebih dari USD 10 miliar untuk pembelian chip tersebut.
Microsoft, misalnya, awalnya merencanakan penggunaan rak berisi 50 ribu chip Blackwell di data center Phoenix. Namun, akibat kendala yang muncul, mereka beralih menggunakan chip Hopper yang lebih lama untuk sementara waktu.
Berita penundaan ini langsung mempengaruhi performa pasar Nvidia. Saham perusahaan turun 4% setelah laporan tersebut beredar. Kendati demikian, CEO Nvidia, Jensen Huang, membantah isu overheating. Menurutnya, pengujian awal menunjukkan bahwa rak server dengan 72 chip Blackwell dapat dikelola menggunakan sistem pendingin air.
Tantangan yang dihadapi Blackwell menjadi peringatan tentang pentingnya perencanaan matang dalam pengembangan chip berdaya tinggi. Akankah Nvidia berhasil menyelesaikan masalah ini dan kembali mendominasi pasar chip AI? Waktu yang akan menjawab.
Selain berita utama di atas, KotakGame juga punya video menarik yang bisa kamu tonton di bawah ini.