DBuat kamu yang ingin mengadakan turnamen esports, jangan asal gas! Dilansir dari Radar Tulungagung, Pengurus Esports Indonesia (ESI) Kabupaten Tulungagung menegaskan bahwa setiap penyelenggaraan kompetisi esports skala menengah hingga besar wajib memiliki izin resmi dari PBESI. Jika tidak, turnamen bisa dianggap ilegal dan berpotensi dihentikan, bahkan oleh aparat hukum.
Baca ini juga :» Resmi! Vyn Gabung EVOS Esports Sebagai Head of MLBB
» Dua Dunia Bertemu: Intip Kolaborasi Epik Honkai: Star Rail x Fate/stay night Bersama Nasu Kinoko dan Shaoji
» Nintendo Switch 2 Resmi Hadir di Indonesia Lewat Toys Kingdom, Bawa Banyak Pembaruan Menarik!
» RRQ JDCR Lolos ke Esports World Cup 2025 lewat The MIXUP Lyon!
» Korupsi Dana Desa untuk Judi Online dan Beli Diamond ML, Sekdes Cipaku Jadi Tersangka
» MY HERO ACADEMIA: All’s Justice Siap Dirilis, Hadirkan Pertarungan Final Paling Epik
» Garena Delta Force Versi PC Resmi Hadirkan Turnamen Esports Perdana di Indonesia Bertajuk Scoot Arena
» Persona 5 The Phantom X Resmi Rilis di Asia Tenggara, Hadir di Android, iOS, dan PC
Peringatan ini disampaikan langsung oleh Plt Sekretaris ESI Tulungagung, Shiva Rosyadi, yang mengungkapkan bahwa saat ini masih banyak turnamen yang digelar tanpa koordinasi dengan pihak resmi. Hal ini mendorong ESI untuk kembali mengingatkan pentingnya kepatuhan terhadap regulasi.
“Jika penyelenggara menggelar turnamen tanpa izin, maka kegiatan tersebut dianggap ilegal dan dapat diberhentikan. PBESI bahkan bisa bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk menghentikannya,” ujar Shiva pada Jumat (28/6).
Hadiah Turnamen Jadi Patokan Skala
Mengacu pada Pasal 16 regulasi PBESI, klasifikasi turnamen ditentukan berdasarkan nominal hadiah:
Hadiah di atas Rp100 juta → Skala besar
Hadiah Rp15 juta - Rp100 juta → Skala menengah
Kedua kategori ini wajib mengurus izin dan berada di bawah pengawasan langsung PBESI. Sementara untuk skala kecil (hadiah di bawah Rp15 juta), tidak masuk dalam kewenangan PBESI atau ESI kabupaten/kota, namun tetap dianjurkan untuk berkoordinasi demi menjaga kualitas event.
Shiva juga menambahkan bahwa penggunaan logo PBESI tidak boleh sembarangan. Jika digunakan tanpa izin, hal itu bisa dianggap sebagai bentuk pelanggaran.
“Kami harap para penyelenggara bisa lebih sadar pentingnya regulasi. Ini semua demi membangun ekosistem esports yang profesional dan berkelanjutan,” lanjutnya.
Profesional Mulai dari Izin
Bagi komunitas dan vendor yang ingin serius mengembangkan ekosistem esports di daerah, koordinasi dengan pengurus ESI setempat jadi langkah awal yang penting. Selain menghindari potensi pelanggaran hukum, hal ini juga akan meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan peserta serta sponsor terhadap turnamen yang digelar.