Pencinta gim sedang dimanjakan dengan kolaborasi akbar antara Honkai: Star Rail dan Fate/stay night, mempertemukan dua waralaba yang sangat dicintai dalam sebuah dialog khusus antara penulis legendaris Nasu Kinoko (TYPE-MOON) dan Shaoji (HoYoverse) Pertemuan ini bukan sekadar perayaan kolaborasi, melainkan juga eksplorasi mendalam tentang proses kreatif, filosofi bercerita, dan perubahan generasi dalam industri gim.
Baca ini juga :» Nintendo Switch 2 Resmi Hadir di Indonesia Lewat Toys Kingdom, Bawa Banyak Pembaruan Menarik!
» RRQ JDCR Lolos ke Esports World Cup 2025 lewat The MIXUP Lyon!
» Korupsi Dana Desa untuk Judi Online dan Beli Diamond ML, Sekdes Cipaku Jadi Tersangka
» MY HERO ACADEMIA: All’s Justice Siap Dirilis, Hadirkan Pertarungan Final Paling Epik
» Garena Delta Force Versi PC Resmi Hadirkan Turnamen Esports Perdana di Indonesia Bertajuk Scoot Arena
» Persona 5 The Phantom X Resmi Rilis di Asia Tenggara, Hadir di Android, iOS, dan PC
» MARVEL Mystic Mayhem Resmi Dirilis Secara Global, Hadirkan Aksi Super Hero Penuh Fantasi!
» Jess No Limit Raih Dua Rekor Dunia Guinness! Ini Bukti Perjalanan Gemilang YouTuber Gaming Indonesia
Kolaborasi ini terwujud berkat keinginan kedua belah pihak untuk menciptakan sesuatu yang istimewa bagi para penggemar. Shaoji mengungkapkan bahwa pilihan Fate/stay night didasarkan pada tiga alasan utama: gaya seni yang selaras dengan Honkai: Star Rail, banyaknya penggemar seri Fate di dalam tim pengembang, dan kecintaan pribadi Shaoji terhadap karya tersebut. Nasu Kinoko sendiri mengaku terkejut dan gembira dengan proposal kolaborasi ini, mengagumi kualitas Honkai: Star Rail yang melampaui ekspektasinya untuk gim mobile.
Dalam kolaborasi ini, karakter playable yang dihadirkan adalah "Saber" dan "Archer," sementara "Lancer" akan muncul sebagai NPC. Pemilihan karakter ini dianggap sangat krusial untuk menampilkan konsep "Tiga Kelas Ksatria" dalam alur cerita Holy Grail War di dunia Honkai: Star Rail. Alur cerita kolaborasi ini mengambil latar di Penacony, sebuah "negeri impian" yang dinilai paling cocok untuk mengadakan
Holy Grail War, karena tema "pertarungan untuk memenuhi keinginan" sangat selaras dengan konsep Penacony sebagai tempat mengejar "impian". Nasu Kinoko juga memuji pendekatan HoYoverse yang tidak mengambil jalan mudah dan justru memilih tantangan yang lebih besar dengan mengintegrasikan karakter
Honkai: Star Rail seperti Robin secara organik ke dalam alur cerita Fate/stay night.
Diskusi antara Nasu Kinoko dan Shaoji juga menyoroti berbagai aspek kepenulisan. Nasu Kinoko berbagi metodenya dalam menjaga konsistensi dunia Fate yang luas dengan menetapkan "tema dekade". Misalnya, dari 2000 hingga 2010, temanya adalah "budaya konsumen," yang kemudian bergeser menjadi "bertanggung jawab atas konsumsi kita" mulai 2011 dengan FGO. Shaoji menjelaskan struktur tim penulis
Honkai: Star Rail yang harus menghasilkan versi baru setiap 42 hari, dengan tim inti yang terdiri dari 8–9 penulis untuk produksi cerita utama. Mereka menekankan pentingnya "unit kolaboratif yang stabil" dan "tujuan bersama" untuk menjaga visi narasi yang terpadu.Terkait pergeseran generasi gim mobile, Nasu Kinoko mengamati bahwa Genshin Impact telah menjadi titik balik, menghapus kesenjangan kualitas antara gim mobile dan konsol. Ia mengakui bahwa tingkat investasi sumber daya dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk gim
mobile modern seperti Honkai: Star Rail sangat besar, bahkan melampaui beberapa gim konsol AAA.Kedua penulis juga membahas tema "Ode untuk Kemanusiaan" yang sering muncul dalam karya mereka. Nasu Kinoko berpendapat bahwa setiap cerita tentang kehidupan manusia secara alami akan menjadi ode untuk kemanusiaan, karena mereka menangkap spektrum kehidupan yang penuh. Shaoji menambahkan bahwa dalam menghadapi nihilisme modern, cerita harus meninggalkan "cinta" sebagai bekal emosional bagi pemain, mengingatkan mereka bahwa mereka tidak sendiri.
Di akhir diskusi, mereka berbicara tentang bagaimana sebuah gim harus berakhir. Nasu Kinoko percaya bahwa gim harus memiliki akhir yang tepat, karena kehidupan tanpa titik akhir terlalu menyakitkan, dan kesedihan di akhir cerita adalah bukti bahwa kisah tersebut berarti sesuatu. Shaoji juga setuju, menyatakan bahwa perpisahan yang tak terhindarkan harus meninggalkan "tema yang cukup kuat untuk melangkah maju" dan membuat pemain menemukan cinta serta keberanian yang masih tersisa di hati mereka saat melihat ke belakang.
Kolaborasi ini diharapkan akan menjadi inspirasi bagi para kreator di masa depan, menegaskan bahwa semangat kreatif dan cerita yang hebat akan terus diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.