space
PBB MULAI PANTAU KEADAAN INDONESIA! MENEGASKAN KEPADA APARAT DAN PEMERINTAH UNTUK MENAHAN DIRI
Selasa, 02 Sep 2025

Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!

Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!

Dalam situasi protes yang meluas di Indonesia, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan pernyataan yang tegas mendukung hak warga untuk menyampaikan pendapat secara damai. Dalam pesan resmi yang disampaikan beberapa jam lalu, PBB menekankan pentingnya penyelidikan yang cepat, menyeluruh, dan transparan terhadap dugaan pelanggaran hak asasi manusia oleh aparat keamanan dalam menangani demonstrasi.

Pernyataan tersebut mencakup tiga poin penting. Pertama, penghormatan terhadap hak kebebasan berkumpul dan berpendapat secara damai seperti dijamin dalam hukum internasional. Kedua, tetap menegakkan ketertiban umum sesuai norma-norma HAM global. Ketiga, akses pers dan media independen harus dijamin agar tidak ada penyaringan informasi oleh pihak tertentu demi transparansi dan akuntabilitas.

Reaksi PBB ini muncul setelah kekerasan meletus di berbagai kota besar Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Demonstrasi itu dipicu oleh kemarahan warga soal tunjangan rumah elite legislatif serta tragedi tewasnya seorang driver ojol bernama Affan Kurniawan, yang diduga tertabrak kendaraan taktis polisi saat aksi berlangsung. Kericuhan menelan beberapa korban jiwa, termasuk mahasiswa, serta menimbulkan kerusakan aset publik dan properti.

PBB memperingatkan bahwa tindakan represif berlebihan bisa memperdalam konflik sosial. Dalam konteks ini, langkah mereka bukan semata-mata bersikap netral. Ini adalah pesan global yang kuat, kebebasan berekspresi bukan opsi, melainkan landasan demokrasi. Ketika keluhan rakyat diredam dengan kekuatan semata, bukan dialog dan tanggung jawab, maka benih krisis demokrasi berpotensi tumbuh.

Baca ini juga :

» Menteri Keuangan Purbaya Sebut Programer Coretax dari LG Setara Lulusan SMA
» UniPin 'Bangga Main Lokal' di Indonesia Comic Con 2025: Dorong Kolaborasi Game dan Kuliner Nusantara
» myBCA Indonesia Comic Con X Indonesia Anime Con 2025, Jembatan Budaya Pop Global dan Lokal
» myBCA Indonesia Comic Con x Indonesia Anime Con 2025: Dorong Ekonomi Kreatif Berbasis IP
» Kabar Duka: Ika Zidane, "Suara" Ikonik di Balik Ninja Hattori dan Doraemon, Tutup Usia
» Adhiguna Kuncoro, Satu-Satunya Orang Indonesia Yang Berada Dibalik Suksesnya Google Deepmind
» Teknisi HP Mari Berkumpul! Indonesia Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Reparasi CPU Ponsel
» Driver Ojol Dapat Traktiran dari Netizen ASEAN, Solidaritas Lintas Negara Terasa Nyata

Oleh karena itu, PBB mendorong pemerintah dan lembaga terkait untuk segera membuka ruang dialog yang inklusif, menyampaikan kritik publik secara konstruktif, dan menghormati aspirasi masyarakat tanpa kriminalisasi. Sebuah lensa transparansi harus dipasang di tubuh penegak hukum dan pemerintah agar tidak ada peristiwa seperti Affan terulang lagi secara tragis.

Penegasan PBB juga menjadi pengingat bagi generasi muda, usia produktif dan digital-savvy, bahwa menyuarakan kebenaran adalah hak fundamental — dan ini menjadi sah bila dijalankan dengan damai serta sesuai prosedur hukum. Sebaliknya, represifitas justru bisa jadi boomerang di era komunikasi terbuka saat ini.

Kini, publik menanti langkah konkret dari pemerintah, apakah mereka akan memenuhi seruan PBB dengan membuka investigasi independen hingga publik, atau akan menutupinya dengan tekanan hukum? Pilihan itu bukan hanya soal legitimasi modal politik, tetapi soal bagaimana demokrasi Indonesia dipertahankan di masa depan.

Selain berita utama di atas, KotakGame juga punya video menarik yang bisa kamu tonton di bawah ini.

TAGS

BACA JUGA BERITA INI
close