Saham Apple mengalami penurunan setelah acara peluncuran iPhone 17, meskipun banyak analis menyebut bahwa dampak negatif yang terlihat sekarang mungkin hanya sementara. Investor tampak kecewa karena banyak fitur baru yang diumumkan sudah bocor lebih dulu, sedangkan strategi AI-nya dinilai masih kurang konkret. Namun di balik koreksi ini ada potensi kenaikan yang cukup besar apabila Apple bisa memanfaatkan momentum upgrade pengguna dan menjaga margin produknya.
Pasar merespons ringan kehadiran iPhone 17 dengan penurunan saham sekitar 1,5% hingga 3,2% dalam beberapa hari pertama setelah peluncuran. Salah satu penyebabnya adalah harga model dasar yang tidak naik banyak dibanding generasi sebelumnya, yang membuat investor merasa bahwa inovasi yang ditawarkan kurang memberikan kejutan nyata. Sementara itu, model baru seperti iPhone Air yang tipis, model Pro dengan opsi penyimpanan besar, dan peningkatan kamera diharapkan dapat membantu memperbaiki citra produk dan meningkatkan pendapatan dari segmen high-end.
Analis dari Melius Research, Ben Reitzes, menyatakan bahwa meskipun ada penurunan awal, prospek jangka panjang Apple tetap positif. Reitzes bahkan menaikkan target harga sahamnya ke US$ 290 per saham, mengingat perangkat baru dan kombinasi model premium seperti iPhone Air bisa menarik upgrade besar dari pengguna yang selama ini menggunakan perangkat lama.
Salah satu kekhawatiran utama investor adalah bahwa Apple tidak menunjukkan loncatan besar di bidang AI selama acara peluncuran. Fitur-AI yang disebutkan masih terbatas dan belum memberikan gambaran yang kuat bahwa Apple akan menyaingi pendatang atau pesaing seperti Google dan Samsung dalam hal integrasi AI. Pertanyaan seperti “apa roadmap AI Apple sebenarnya?” masih menjadi sorotan karena konsumen dan investor berharap lebih dari sekadar peningkatan hardware atau desain.
Tarif impor (tariffs) yang membebani biaya produksi juga menjadi sumber kekhawatiran. Apple menanggung beban tarif lebih dari US$ 1 miliar untuk seri iPhone 17 tanpa menaikkan harga jualnya secara drastis, yang artinya margin keuntungan bisa tertekan. Namun keputusan mempertahankan harga ini sekaligus menjadi strategi agar pengguna tidak segan melakukan upgrade atau membeli perangkat baru.
Baca ini juga :
» TKDN iPhone 17 Sudah Terbit! Smartphone Terbaru Apple Mungkin Akan Rilis Resmi Awal Oktober Nanti
» iPhone 17 Baru Saja Diumumkan dan Akan Dirilis 19 September, iPhone 16 Langsung Diskon Sekitar 15%
» Apple Akhirnya Unjuk Gigi! Tampilkan iPhone Tertipis Hingga iPhone 17 pro Dengan Harga yang Aduhai
» Siap Berpindah ke iPhone? Apple Akan Tunjukkan iPhone 17 Saat Tengah Malam Nanti
» Foxconn Tawarkan Bonus 18 Juta Rupiah Demi Kejar Produksi iPhone 17 Agar Rilis Tepat Waktu
» 2 Rival Smartphone Bikin Teknologi Baru, Iphone 18 Bawa Sensor Kamera 3 Lapis Buatan Samsung!
» Ingin Bersaing Dengan Meta, Google, dan ChatGPT, Apple Membentuk Tim AI nya yang bernama ‘Answers’.
» Belum Rilis, Iphone 17 Pro Muncul Di jalanan Amerika. Desain Baru Dengan Sensor Dan LED Flash Pindah Tempat
Desain baru seperti iPhone Air yang sangat tipis, premium build, dan warna baru dianggap sebagai daya tarik kuat, terutama di pasar seperti China. Fitur-fitur pendukung seperti kamera dengan zoom lebih baik, penyimpanan besar, dan wearables yang turut diperbarui bisa memperkuat lini produk Apple. Jika permintaan terhadap perangkat baru ini tinggi, ada potensi bahwa penurunan saham bisa segera berbalik menjadi kenaikan.
Investor diingatkan bahwa koreksi saham setelah event seperti peluncuran iPhone bukan hal yang baru. Pasar sering bereaksi secara konservatif terhadap rumor yang sudah terlanjur tersebar dan ekspektasi yang sangat tinggi. Namun Apple memiliki keunggulan dalam loyalitas pengguna, kekuatan ekosistem, dan basis layanan (services) yang terus tumbuh merupakan faktor-faktor yang bisa menopang pertumbuhan di masa depan meskipun upgrade device tidak selalu spektakuler.
Selain berita utama di atas, KotakGame juga punya video menarik yang bisa kamu tonton di bawah ini.