Berdasarkan fakta di atas, maka kemungkinan besar, seri ini akanlah membuat beberapa fans Marvel-Netflix langsung checked-out setelah menyaksikan 3-4 episode saja. Akan tetapi sih kalau menurut Kru KotGa pribadi, justru sebenarnya adegan-adegan konflik keluarga dan bisnis yang ditampilkan ini cukup keren.
Bukan hanya dari segi cara Buck yang terlihat mumpuni dalam men-dramatisir konflik keluarga yang ada, namun ke-kerenan yang dimaksud jugalah mengacu pada fakta bahwa fokus adegan-adegan drama konflik ini, dapat diramu dengan se-jenius mungkin oleh Buck, sehingga nantinya, plot konflik bisnis-keluarga ini, akanlah memiliki pengaruh yang sangat signifikan di dua episode terakhir-nya.
Baca ini juga :» Spider-Man: Across the Spider-verse
» Guardians of the Galaxy Volume 3
» Mechamato the Movie
» Ant-man and the Wasp Quantumania
» Black Panther: Wakanda Forever
» Auto Capai Rank Infinite! Tips & Trick Jadi Jago di Marvel Snap!
» Thor Love and Thunder
» Doctor Strange in the Multiverse of Madness
Namun terlepas demikian, tetap saja pada akhirnya, seperti yang telah Kru KotGa katakan sebelumnya, kebanyakan dari kita justru lebih ingin menyaksikan plot konflik antara Danny dengan The Hand. Dan untungnya, setiap adegan konflik ini ditampilkan, adegan-adegan ini tidaklah mengecewakan sama sekali.
Dan memang, adegan kisah konflik antara Danny dan The Hands inilah yang justru menurut Kru KotGa adalah plot kisah sesungguhnya dari seri ini. Karena ya seperti kita ketahui seperti di seri Daredevil dan Jessica Jones dulu, salah satu hal utama lainnya yang membuat kedua seri ini sukses berat adalah kedua seri ini, dari awal sampai akhir, terlepas ada bumbu di sana-sini, mencurahkan fokus kisahnya habis-habisan terhadap konflik antara sang superhero dengan sang musuh bebuyutannya dan bukan masalah lain-lainnya.