space
[DIARY KRU KOTGA] DOKI DOKI LITERATURE CLUB BUKAN GAME HOROR!
-
Selasa, 28 Nov 2017
Doki Doki Literature Club adalah sebuah game visual novel yang menceritakan tentang kisah percintaan antara kamu, sang karakter utama, tiga heroine yaitu Sayori, Yuri, Natsuki dan ketua klub tersebut, Monika. Tugasmu adalah membuat sebuah puisi yang nantinya akan disampaikan pada salah satu dari tiga heroine tersebut, dan kamu akan memenangkan hatinya.

Terdengar biasa saja? Jelas, karena itulah 'setting' dari kejutan yang ingin disampaikan Dan Salvato dari visual novel tersebut. Dengan iming-iming game moe-moe imut a la Jepang, Doki Doki Literature Club adalah sebuah game mengejutkan dimana pemain akan menemukan twist yang mengejutkan dari sebuah game visual novel gratis yang dirilis oleh Team Salvato di PC via Steam ini.

Baca ini juga :
» Apakah Pembajakan Akan Membuat Developer Tidak Lagi Merilis Game di PC?
» Jangan Tertipu Penampilan, Inilah Game Imut yang Ternyata Horror
» [Diary Kru KotGa] 2019, Tahun Dimana Anime Bleach Akan Kembali?
» [Diary Kru KotGa] Semakin Terancam, Bagaimana Jadinya Masa Depan Final Fantasy?
» [Diary Kru KotGa] Devil May Cry vs Bayonetta, Mana Franchise Hack and Slash Terbaik?
» [Diary Kru KotGa] Makin Sengit, Game Mana yang Bakal Meraih Gelar GOTY 2018?
» [Diary Kru KotGa] Keren dan Epik! Pengalaman Setelah Mencoba Closed Beta Jump Force
» [Diary Kru KotGa] Prototype, Kembali Mengenang Game Action Terkeren di Masanya

Awal ceritanya dibuat sebagai sebuah perkenalan setting dimana semua karakter dikenalkan, elemen gameplay diperkenalkan, dan semua karakter diprogram agar memiliki ketertarikan sendiri terhadap sang karakter utama. Lalu semua akan berubah dan dihancurkan ketika pemain mencapai titik tertentu dimana ia tidak memiliki kontrol lagi terhadap game tersebut, sehingga menciptakan rasa takut tersendiri.

Dan Salvato sendiri berkata pada sebuah interview dengan website Siliconera bahwa premis dari game ini sendiri hanyalah 'Sebuah visual novel normal yang menjadi kacau ketika Monika mengambil alih'. Ketika kita bermain game, kita dikenalkan pada sistem dan menu, baik save load ataupun option. Tetapi ketika kita--sebagai pemain tidak bisa mengontrol itu semua dan menganggap game tersebut aneh, hal ini menciptakan ketakutan tersendiri yang berbeda dari horror jumpscare pada umumnya.

Salvato sendiri menaruh 'bait' pada awal permainan dimulai, yang bertuliskan 'This game is not suitable for children or those who are easily disturbed' atau 'Game ini tidak cocok untuk anak-anak atau bagi mereka yang mudah ketakutan/terganggu.'. Walau peringatan tersebut merusak elemen kejutan dalam game tersebut, bait yang dimaksud oleh Salvato adalah untuk mereka yang meremehkan game ini sebagai 'game moe-moe imut random' yang biasa ditemui di Steam.

Walau demikian, sebenarnya menurut Kru KotGa sendiri berpikir bahwa Doki Doki Literature Club bukanlah sebuah game horror, melainkan cerita kisah cinta Monika yang tak tersampaikan.

(monika and co)

Monika, sebagai karakter di DDLC merupakan karakter yang terkesan out of nowhere. Namanya berbeda dari karakter lain yang memiliki nama Jepang, dan kalau diperhatikan, hanya dia yang melihat langsung kedepan layar. Semua karena ia sadar bahwa terdapat eksistensi dibalik layar yang memainkan game tersebut.

Ketika ia mengetahui seluk beluk dibalik 'sistem' yang bernama Doki Doki Literature Club.exe tersebut, ia pun ikut mengetahui bahwa ia bukanlah pilihan kita, dan ia tidak bisa memenangkan cinta kita. Sebagai bentuk perlawanan, ia mulai menyerang sistem dengan menghasut karakter-karakter tersebut agar kita perlahan membenci mereka dan hanya mengincar Monika.

Hanya Monika.

Di akhir, mau tak mau kita terpaksa harus menghapus Monika dari folder DDLC untuk melanjutkan cerita. Walau ia sempat melawan kehendak kita, akhirnya ia rela terhapus. Semua demi kamu, sang karakter utama, untuk mendapatkan ending yang kalian inginkan. Semua ia lakukan demi mendapatkan cintamu, bahkan kembali hidup agar hal yang sama tak terulang lagi setelah Sayori menjadi ketua dari klub sastra tersebut.

Walau cara Dan Salvato untuk menyampaikan cerita cinta tersebut dengan pendekatan psychological horror dan mengangkat isu-isu seperti depresi, child abuse dan self-harming, pada akhirnya menurut Kru KotGa, Doki Doki Literature Club bukanlah sebuah game yang bertujuan untuk membuat pemainnya sport jantung karena ketakutan. Doki Doki Literature Club adalah game yang menceritakan cinta Monika yang tak tersampaikan.

Siapa yang sebenarnya jahat disini? Apakah Monika? Atau Team Salvato sebagai developer game tersebut? Kotakers yang tentukan.

(KotakGame)
BACA JUGA BERITA INI
close