space
REVIEW: DEATH STANDING
PS4
Jumat, 15 Nov 2019
Hideo Kojima dan Death Stranding, adalah dua kata yang tengah menjadi perbincangan dan cukup kontroversial akhir-akhir ini. Tentu saja karena dua kubu yang berseberangan pendapat antara "game jenius" dan "ojek online simulator".

Memang, Kojima sendiri adalah kreator game yang terkenal piawai berkat karyanya di franchise Metal Gear Solid, dahulu bersama Konami. Dan kali inilah Kojima merilis game untuk pertama kalinya setelah keluar dari Konami dan membuat Kojima Productions. Apalagi, Kojima sempat sesumbar bahwa Death Stranding ini akan membawa pengalaman bahkan genre baru ke industri game.

Dan kali ini KotakGame akhirnya berkesempatan untuk melakukan review dari game Death Stranding. Berikut ulasannya!

Baca ini juga :
» Rekomendasi Build Baizhu di Genshin Impact versi 3.6
» Gak Nyangka Demen Ngegame! 7 Game Favorit Raditya Dika!
» Indopride! Ini Dia 7 Game Yang Berhasil Membanggakan Indonesia!
» Tahun 2023 Penuh Game Keren! Ini Dia List Game Yang Dinantikan Rilisnya di Tahun Ini!
» Awal Tahun 2023 di Rumah Tapi Bingung Mau Ngapain Aja? Saatnya Mainkan 7 Game Ini!
» Rekomendasi Build Nahida di Genshin Impact versi 3.2
» Sambut Sumpah Pemuda, Inilah Game Pemersatu Bangsa Indonesia!
» Rekomendasi Build Collei di Genshin Impact versi 3.0!
Grafis sempurna


Dok. KotakGame

Sebelum masuk ke masalah plot, hal awal yang ingin kru KotGa bahas adalah soal grafis. Tampaknya, pilihan Kojima untuk menggunakan Decima Engine pada Death Stranding adalah pilihan yang sangat tepat. Pasalnya, grafis yang dibawakan sangat bagus dan detail, mimik wajah dari para aktor pemeran karakter di game sangat akurat.

Mengingat bahwa Death Stranding mengambil tema ala post-apocalyptic, yang pertama kru KotGa bayangkan tentu saja landscape alam yang "gersang" seperti gurun atau bangunan hancur dimana-mana. Namun, Death stranding berhasil membawa suasana "kiamat" yang justru sangat indah namun tetap merepresentasikan kehancuran. Lahan hijau membentang, daerah hutan dengan penuh pohon, salju dan kota terbengkalai tetap dalam porsinya yang tetap memanjakan mata.


Dok. KotakGame


Dok. KotakGame

Selain itu, desain dari tiap karakter juga sangat masuk pada suasana dan plot cerita. Yoji Shinkawa yang kembali menangani game buatan Kojima dalam soal desain dalam game. Karakter dan alat-alat yang ada di dalamnya sangat futuristik dan unik sesuai dengan plot cerita dalam game.

Bisa dipastikan, grafis pada Death Stranding tidak akan mengecewakanmu jika kamu berminat untuk memainkannya, siapapun akan betah berlama-lama memandangi pemandangan alam yang ada pada Death Stranding.

Plot yang sangat rumit


Dok. KotakGame

Masuk ke soal plot, Hideo Kojima mencoba membawa pemain langsung terlibat dengan adegan penuh ketegangan dan tanda tanya. Cara yang sangat bagus, untuk membangkitkan rasa penasaran tiap pemain dengan berbagai masalah besar di awal cerita.

Secara singkat, Death Stranding adalah kisah dari Norman Reedus yang berperan sebagai Sam Porter Bridges seorang pengantar barang yang juga memiliki hubungan keluarga dengan Presiden Amerika Serikat, dan memiliki misi untuk menghubungkan seluruh daerah Amerika dengan alat bernama Q-pid yang ia antar ke setiap daerah untuk mengembalikan negara tersebut menjadi UCA atau United Cities of America.


Dok. KotakGame

Namun, hal itu tidak mudah karena Sam harus berhadapan dengan makhluk misterius yang terhubung antara kehidupan dan kematian bernama BTs atau Beached Things, di mana makhluk ini bisa memakan manusia termasuk Sam. Tak hanya BTs, pasukan Mule yang sering menghadang para porter dan mencuri barang-barang juga akan menjadi bahaya. Terakhir, tentu saja villain misterius bernama Higgs Monaghan yang dapat mengendalikan para BTs.

Kemudian Sam juga akan berkaitan erat dengan BB yang ia pasangkan ke tubuhnya. BB atau Baby Bridge adalah bayi yang diproduksi dari ibu yang otaknya telah mati namun hidup untuk melahirkan bayi dengan ditopang oleh alat-alat pada ruang ICU di Capital Knot City. Bayi yang dilahirkan dari rahim ini punya hubungan antara hidup dan mati layaknya BTs.


Dok. KotakGame

Karena itu Baby Bridge dimanfaatkan sebagai alat pendeteksi BTs. Dengan dimasukkan ke dalam pods dan dihubungkan ke alat bernama Odradek yang akan melacak keberadaan BTs yang ada di sekitar penggunanya. Tapi, ada satu hal yang menjadi pertanyaan Sam adalah bayangan kenangan yang muncul setiap memasang BB ke tubuhnya, ia akan melihat sebuah kenangan seseorang tengah berbicara kepada BB.

Tak hanya sampai situ, Sam sendiri bukanlah seorang manusia biasa, ia memiliki sindrom bernama DOOMS, di mana Sam berada pada tingkat dua, membuat ia dapat merasakan kehadiran BTs namun tetap harus menggunakan BB untuk dapat melihatnya. Ada juga karakter lain seperti Fragile yang memiliki sindrom DOOMS yang lebih tinggi, sehingga membuatnya dapat melakukan teleportasi dan juga melihat BTs.

Nah, cerita yang coba dibawakan oleh Kojima terlihat sangat "gemuk", meski dasar ceritanya adalah untuk mengungkap fenomena yang disebut Death Stranding dan menyatukan kembali Amerika. Seluruh masalah yang ada membuatnya terkesan membingungkan.

Jadi, karena itulah Kojima menghadirkan porsi cut-scene yang sangat panjang untuk menjabarkan cerita dari Death Stranding. Namun, sebenarnya kisah yang berjalan sangat bagus dan selaras dengan gameplay, namun terkadang terlalu bertele-tele untuk di beberapa bagian.

BACA JUGA BERITA INI
close