Perusahaan keamanan siber kini mulai mengandalkan kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan deteksi malware dan kebocoran data. Namun, di sisi lain, para hacker juga menggunakan AI untuk mengembangkan metode serangan baru. Menurut Adithya Nugraputra, Head of Consulting Ensign InfoSecurity Indonesia, AI menjadi salah satu dari enam tren ancaman siber utama di tahun 2023 karena teknologi ini memudahkan pekerjaan para penyerang.
Adithya menjelaskan bahwa para penyerang menggunakan AI terutama untuk tahap pengintaian atau reconnaissance. Dalam proses hacking, biasanya langkah pertama adalah mencari tahu target, perusahaan, dan sistem yang digunakan. AI memungkinkan penyerang untuk mengumpulkan data dalam jumlah besar dan melakukan pengintaian secara otomatis dan mudah. Selain itu, AI juga digunakan untuk membuat serangan phishing menjadi lebih meyakinkan dan spesifik dengan mempelajari bahasa dan cara penulisan di suatu organisasi atau bisnis.
Baca ini juga :
» NVIDIA CES 2025 Keynotes Watch Party: Jensen Huang Perkenalkan Line Up RTX 5000 Series dan DLSS4!
» OpenAI Didenda 15 Juta Euro oleh Pemerintah Italia atas Pelanggaran Data Privasi
» AMD Luncurkan Prosesor Ryzen AI PRO 300 & CPU AMD EPYC Generasi Kelima Hadirkan
» Nvidia Bangun Pusat Riset AI di Vietnam, Indonesia Kapan?
» Meta Akan Gunakan Tenaga Nuklir untuk Pusat Data di AS
» Mantan CEO Google: Tren Pacar AI Bisa Picu Kesepian dan Obsesi!
» Elon Musk Ingin Bikin Studio Game Pakai Teknologi AI, Serius?
» ByteDance Gugat Mantan Anak Magang Senilai Rp 17,4 Miliar karena Sabotase AI
Selain itu, AI juga dipakai untuk mengembangkan senjata siber baru yang disebut polimorfisme, di mana kode dalam malware terus berubah-ubah sehingga sulit dilacak oleh penyedia layanan siber. Perusahaan yang mulai menggunakan AI juga menjadi target serangan siber, dengan penyerang mencari kelemahan dalam sistem AI mereka untuk memanipulasi hasilnya. Deepfake juga menjadi ancaman siber utama di tahun 2023, terutama menjelang pemilu, karena digunakan untuk menyebarkan misinformasi dan disinformasi guna mempengaruhi opini publik. Pemerintah perlu lebih aktif dalam memonitor dan mengedukasi publik mengenai bahaya misinformasi dan disinformasi ini.
Selain berita utama di atas, KotakGame juga punya video menarik yang bisa kamu tonton di bawah ini.