Dampak dari gangguan IT terbesar dalam sejarah, menurut para ahli keamanan siber, terus bergulir. CEO CrowdStrike, George Kurtz, melaporkan bahwa 97% perangkat yang terdampak kini telah kembali beroperasi. Namun, kerugian finansial akibat insiden ini sangat besar.
Sebuah perusahaan asuransi siber memperkirakan total kerugian bagi beberapa perusahaan mencapai lebih dari 5 miliar dolar AS. Angka ini hanya mencakup perusahaan-perusahaan Fortune 500, dan belum termasuk kerugian yang dialami oleh perusahaan lainnya.
Baca ini juga :
» Delta Air Lines Gugat CrowdStrike Rp7,8 Triliun Akibat Gangguan Windows Blue Screen
» Polisi Belanda Tangkap Pemilik Dua Marketplace Terbesar di Dark Web
» Kacau Banget! Dari Penerbangan, Perbankan Sampe Stasiun TV Tumbang Gara-Gara Windows Blue Screen!
» Waduh! Update Windows 11 Malah Bikin PC Jadi "Boot Loop" Ternyata Ini Penyebabnya!
» Menurut Bill Gates 3 Bidang Pekerjaan Ini Tidak Akan Mudah Digantikan Dengan AI!
» Sumber Cuan SpaceX Paling Gede Ternyata Bukan Dari Roket! Tapi Dari Starlink!
» ROG Ally, Bukti ASUS Serius Menggarap Segmen Game di Indonesia
» SAH! Mulai Hari Ini IndiHome Resmi Bergabung Dengan Telkomsel
Dari 500 perusahaan Fortune, CrowdStrike bekerja sama dengan 298 di antaranya. Perusahaan perangkat lunak dan IT ternyata mengalami dampak paling kecil, hanya sebesar 21% dari total gangguan. Hal ini disebabkan banyak perusahaan perangkat lunak menggunakan sistem operasi Linux yang tidak terpengaruh oleh pembaruan perangkat lunak yang bermasalah.
Namun, gambaran besarnya jauh lebih serius. Setiap perusahaan yang terdampak diperkirakan mengalami kerugian sekitar 43,6 juta dolar AS. Sektor penerbangan dan kesehatan menjadi yang paling terpukul, dengan masing-masing mengalami kerugian sekitar 860 juta dolar AS dan 1,9 miliar dolar AS. Total kerugian yang diasuransikan untuk perusahaan Fortune 500 diperkirakan antara 540 juta hingga 1,08 miliar dolar AS.
Upaya CrowdStrike untuk menenangkan publik dengan memberikan voucher Uber Eats senilai 10 dolar AS dinilai sebagai tindakan yang tidak tepat. Meskipun CEO CrowdStrike menegaskan komitmen perusahaan untuk mencapai pemulihan 100%, insiden ini kemungkinan besar akan membuat banyak perusahaan besar mengevaluasi kembali pilihan penyedia perangkat lunak keamanan mereka.
Dengan pangsa pasar perangkat lunak keamanan sebesar 15% pada tahun 2023, terutama terkonsentrasi pada perusahaan Fortune 500, CrowdStrike menghadapi tantangan besar untuk mempertahankan kepercayaan klien.
Selain berita utama di atas, KotakGame juga punya video menarik yang bisa kamu tonton di bawah ini.