Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!
Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!
Sudah “dimasak” lama di studio, Assassin’s Creed Shadows setidaknya sudah masuk ke umur development selama 4 tahun di Ubisoft. Antusias dan harapan yang tinggi dari fans mungkin jadi pisau bermata dua bagi game ini.
Sebelum perilisannya, sayangnya Assassin’s Creed Shadows sudah menuai banyak kontroversi dari banyak pihak. Sebenarnya masalahnya relatif sepele, hanya saja memang dibesarkan banyak orang di sosial media dan bahkan dibanding-bandingkan dengan game lain, salah satunya Ghost of Tsushima.
Secara garis besar memang Ghost of Tsushima merupakan game “Assassin’s Creed” terbaik yang rilis belakangan ini. Cerita yang solid, art style keren, juga mekanik stealth maupun combat yang crispy jadi nilai jual utama.
Ghost of Tsushima juga sukses dalam mengangkat sejarah Jepang, terutama Pulau Tsushima dan konflik dengan Mongol yang mana tidak sering diangkat di video games. Sebagai surat cinta kepada director terbaik Jepang, Akira Kurosawa, Ghost of Tsushima adalah paduan yang tepat antara video games dan film.
Tentunya Ubisoft melihat bagaimana studio lain dalam kasus ini Sucker Punch bisa membuat game yang respect kepada sumber mereka dan mampu mengantarkan sejarah juga seni menggunakan video game sebagai medium.
Ubisoft ingin mengulang suksesnya Ghost of Tsushima pastinya jadi hal yang menarik. Bukan hal mudah memang mengingat Assassin’s Creed Shadow menuai kontroversi yang cukup negatif bagi citra franchise.
“Karena kami membuat game di Jepang, kami berharap dapat menarik lebih banyak pemain Jepang. Jadi, sangat penting bagi kami untuk berusaha se-otentik mungkin. Kami datang dari posisi yang rendah hati, kami tidak tahu apa-apa dan kami perlu mempelajari semuanya dari awal. Kami memastikan bahwa kami menghormati segala sesuatunya, karena itu adalah sesuatu yang sangat penting bagi orang Jepang, seperti halnya di banyak negara lain. Ketika anda masuk, anda tidak ingin masuk seolah-olah anda tahu segalanya. Kami ingin membangun sesuatu yang ketika mereka melihat dan memainkannya, mereka akan mengenali negara mereka sendiri.”
Tidak banyak studio barat yang membuat game bertemakan Asia terutama Jepang yang sukses penjualannya dan laku keras seperti Ghost of Tsushima. Disini Ubisoft harus kerja keras dan mengantarkan game berkualitas tinggi.