space
INDIKASI MONOPOLI, KEHAKIMAN AMERIKA SERIKAT DESAK GOOGLE UNTUK JUAL BROWSER CHROME
Pop
Senin, 28 Apr 2025

Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!

Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!

Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DOJ) terus meningkatkan tekanannya terhadap Google. Dalam sidang antimonopoli bersejarah yang tengah berlangsung, DOJ meminta pengadilan federal untuk mengambil langkah drastis: memaksa Google menjual browser populernya, Chrome. Tujuan dari tindakan ini adalah untuk mengurangi dominasi raksasa teknologi tersebut di pasar mesin pencari, seperti dilaporkan oleh Reuters.

Perseteruan ini berawal dari keputusan seorang hakim tahun lalu yang menyatakan bahwa Google melakukan praktik monopoli melalui dominasi mutlaknya dalam layanan pencarian internet. Kini, fokus persidangan bergeser untuk mencari solusi yang dapat memulihkan persaingan yang sehat di pasar.

Sidang yang diperkirakan berlangsung selama tiga minggu ini menjadi momen krusial bagi masa depan Google, khususnya terkait bagaimana mereka mengelola bisnis pencarian online yang selama ini menjadi sumber utama pendapatan perusahaan.

Selain itu, hakim juga mencatat bahwa kekuatan monopoli Google tidak hanya memperkuat dominasinya dalam pencarian internet, tetapi juga membantu perusahaan mengembangkan produk kecerdasan buatan (AI) yang semakin menarik pengguna untuk tetap menggunakan mesin pencari Google.

Dalam persidangan ini, sejumlah dokumen penting juga terungkap ke publik. Salah satunya menunjukkan bahwa Google melakukan pembayaran bulanan kepada Samsung untuk memasang aplikasi Gemini AI secara pra-instalasi di smartphone mereka.

Meskipun jumlah pembayaran ini tidak dijelaskan secara rinci, Departemen Kehakiman menyebut nilainya sebagai “sangat besar.” DOJ berargumen bahwa strategi seperti ini merupakan salah satu cara Google mempertahankan dominasinya, tidak hanya di mesin pencari tetapi juga dalam persaingan teknologi kecerdasan buatan yang kian berkembang.

Taktik pra-instalasi ini dinilai membatasi pilihan pengguna dan mempersempit ruang gerak kompetitor untuk menawarkan alternatif inovatif di pasar.

Selain memaksa penjualan Chrome, Departemen Kehakiman juga mengusulkan berbagai langkah lain untuk mengembalikan iklim kompetisi yang adil. Salah satunya adalah mengakhiri perjanjian eksklusif Google dengan produsen perangkat. Selama ini, banyak produsen yang menjadikan Google sebagai mesin pencari default di perangkat mereka, suatu praktik yang dinilai memperkokoh dominasi Google di pasar.

Baca ini juga :
» CEO NVIDIA Minta Tinjau Ulang Kebijakan Ekspor AI Presiden Trump, Salah Langkah Bisa Untungkan China
» Apple Produksi Seluruh iPhone untuk Amerika di India, China Tak Tinggal Diam
» Google Classroom Diserang Review Bomb Negatif Oleh Player Oknum Wuthering Wave
» Apple Terbangkan 5 Pesawat Penuh iPhone ke Amerika Untuk Hindari Tarif Impor Baru Presiden Trump
» Produksi iPhone di AS Dinilai Mustahil, Biaya Tenaga Kerja Terlalu Tinggi
» Google Akhirnya Hentikan Program DEI di Perusahaannya, Ikuti Meta dan Amazon
» Pemerintah Indonesia Jatuhkan Denda Rp 202,5 Miliar kepada Google, Ini Alasannya
» TikTok Kembali Beroperasi di Amerika Berkat Trump, Tapi Ingin 50% Saham Dimiliki Amerika

Jika solusi tersebut tidak cukup efektif, DOJ bahkan membuka kemungkinan untuk meminta Google menjual sistem operasi Android. Tentu saja, ini merupakan langkah yang sangat radikal mengingat Android adalah platform mobile yang menguasai lebih dari 70% pasar global.

Tidak tinggal diam, Google melalui tim pengacaranya memberikan bantahan keras terhadap tuntutan DOJ. Mereka menyebut daftar tuntutan pemerintah sebagai “daftar keinginan para pesaing” yang hanya berusaha menguntungkan diri sendiri dengan menyerang keberhasilan Google.

Google juga menegaskan bahwa produk kecerdasan buatannya, seperti Gemini AI, sebenarnya bukan menjadi inti dari kasus hukum ini, yang secara spesifik menyoal dominasi Google di mesin pencari.

Pihak Google sudah menyatakan bahwa mereka akan mengajukan banding apabila pengadilan akhirnya memutuskan untuk mengabulkan permintaan DOJ.



Selain berita utama di atas, KotakGame juga punya video menarik yang bisa kamu tonton di bawah ini.

TAGS

BACA JUGA BERITA INI
close