Dengan semakin banyaknya game yang terinspirasi akan mekanisme gameplay brutal yang ditawarkan seri Dark Souls, ekspektasi fans akan terlahirnya game yang hadir dengan kualitas serupa tentunya tidak bisa terelakan. Sebagian developer berhasil menjawab tantangan ini lewat rilis game ala Souls mereka yang menarik, namun tidak sedikit juga game yang mendapatkan resepsi kurang maksimal dan hanya dinilai sebagai game kloningan "semata."
Setidaknya inilah yang Kru KotGa lihat dari Code Vein, sebuah game action RPG terbaru besutan Bandai Namco dan developer Shift yang sempat mengalami penundaan rilis. Daripada mendapat sambutan hangat seperti yang diharapkan, game ini justru berakhir mendapat resepsi negatif dari sebagian besar media yang sudah mengulas game ini. Kru KotGa sendiri memang tidak memiliki ekspektasi tinggi pada Code Vein, namun implementasi beberapa fitur menarik serta sensasi gameplay yang sudah Kru KotGa rasakan dari versi demonya sudah cukup meninggalkan impresi yang cukup kuat.
Lalu apa sebenarnya yang membuat Code Vein mendapatkan resepsi yang rendah? Apakah game ini memang seburuk yang dinilai oleh para reviewer dan gamer? Untuk menjawabnya, Kru KotGa sudah merangkum ulasan review dari impresi setelah memainkan gamenya selama tiga hari terakhir. Jadi daripada penasaran, langsung saja simak rangkuman lengkapnya di bawah ini.
» Interview Michael Murray, Producer Tekken 8 - Potensi Munculnya Karakter Pencak Silat
» Kembali Jadi Pilot Mecha di Game Legendaris PS1!
» Review Jade Dynasty: New Fantasy
» Review Elden Ring
» Review Horizon Forbidden West
» Review Vivobook pro 14x OLED M7400Q
» Review Uncharted: Legacy of Thieves Collection
» The Dark Pictures: House of Ashes
Jalan Cerita
Sebelum memulai permainan, Code Vein memungkinkan kamu untuk membuat avatar sendiri lewat sistem character creation yang cukup kompleks. Fitur ini menawarkan segudang opsi kustomisasi yang keren, namun fitur ini sayangnya hanya dibatasi pada sisi desain dan tidak mencakup proporsi tubuh (kecuali seberapa besar ukuran badan). Setelah membuat karakter dan memberinya nama, kamu akan dihadapkan pada sesi tutorial kecil yang memperkenalkan sistem Blood Code dan gameplaynya yang nanti akan Kru KotGa bahas lebih dalam.
Masuk ke jalan ceritanya, Code Vein mengambil setting di sebuah dunia yang dilanda bencana besar dan menyisakan banyak Revenant yang berjuang untuk bertahan hidup dengan mendapatkan darah. Revenant sendiri adalah orang mati yang kembali hidup akibat terinjeksi parasit BOR selama beberapa tahun, dan satu-satunya sumber daya yang mereka perlukan untuk bertahan hidup adalah dengan meminum darah, baik itu berasal dari manusia atau dari semacam buah bernama Blood Bead. Karakter utama yang kamu kendalikan sendiri adalah seorang Revenant yang baru saja bangkit dan didampingi gadis misterius bernama Io. Sama seperti karaktermu, dia tidak memiliki ingatan apapun dan hanya sadar akan tugasnya untuk berada disampingmu.
Tidak lama setelah bangkit, karaktermu dan Io bertemu dengan kelompok Revenant yang kemudian menjadikanmu bawahan secara paksa. Tidak lama setelah menjalani tugas pertama sebagai pemburu darah, kamu akan bertemu dengan kelompok Revenant lain yang dipimpin oleh Louis. Berbeda dari Revenant lainnya, Louis dan kelompoknya memiliki tugas mulia untuk meneliti sumber Bloodspring yang kemungkinan menyimpan banyak sumber daya yang dibutuhkan para Revenant di seluruh "Vein" untuk bertahan hidup. Dari sinilah petualanganmu bersama kelompok Louis dimulai, dimana kamu akan bertemu dengan lebih banyak karakter menarik, tantangan baru dan rahasia mengejutkan dari bencana Thorns of Judgement yang sesungguhnya.
Dari segi konsep ceritanya sendiri Kru KotGa sangat takjub dengan usaha Shift dalam mempresentasikannya. Selain dari setting dunia yang dipenuhi bahaya dan keputusasaan, setiap karakter dalam game ini juga memiliki latar belakang ceritanya sendiri yang menarik dan ditampilkan secara dramatis.