BIKIN RUGI! INI 5 GAME YANG JUSTRU MENGHANCURKAN REPUTASI PEMBUATNYA

-
Jumat, 17 Jan 2020

Namun, tak jarang juga beberapa kali, sebuah judul game yang diharapkan membawa kebaikan untuk perusahaan, justru jadi sumber malapetaka dan bahkan penyebab kebangkrutan. Kali ini kru KotGa akan membahas 5 game yang justru merusak reputasi perusahaan pembuatnya.
Berikut ulasannya!
Baca ini juga :
» Review - Like a Dragon: Pirate Yakuza in Hawaii1. ET the Extra-Terrestrial (1982) - Atari
» Review Marvel Spider-Man 2
» Pemenang KotakGame Awards 2024 Mobile dan Esports! Ada Game dan Pro Player Favorit Kamu?
» 7 Alasan Wajib Main Rise of the Ronin! Game Open World Rasa Souls Eksklusif Paling Dinanti
» 8 Tips Menjadi Ronin Terbaik di Game Open World Terbaru, Rise of the Ronin
» Rise of the Ronin - Review
» The Last of Us Part II Remastered
» Rekomendasi Build Baizhu di Genshin Impact versi 3.6
Kemudian Atari menginstruksikan perancang utama Howard Scott Warshaw untuk membuat game tersebut dalam kurun waktu kurang dari dua minggu. Hasilnya adalah malapetaka bagi perusahaan. Permainan terlihat sangat dangkal dan begitu terlihat asal buat. Akhirnya game ini pun tidak laku dan menjadi sebuah kejatuhan untuk Atari.
2. Daikatana (2000) - Ion Storm
Hal ini pun membuat Daikatana gagal menutup ongkos produksi dan menaikkan nama perusahaan. Skenario terburuk pun benar-benar terjadi, di mana Ion Storm harus menarik diri dari persaingan pasar game dan menutup perusahaannya.
3. Mass Effect: Andromeda (2017) - BioWare
Game ini dirilis pada bulan Maret 2017 yang disertai kritik dan kontroversi cukup besar. Banyak ulasan negatif bertubi-tubi, mulai dari animasi yang jelek, plot yang terlalu biasa, dan karakter yang kurang menarik, penjualan game ini pun jauh dibawah ekspetasi. Akhirnya proyek kelanjutan ini pun dialihkan ke perusahaan Electronic Arts.
BACA JUGA BERITA INI