Baru-baru ini, sebuah dokumen yang berisi kredensial penting berupa username dan password untuk mengakses server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) telah tersebar luas di internet. Diduga, dokumen ini menjadi sumber dari insiden peretasan dan ransomware yang menyerang server PDNS.
Dalam dokumen tersebut, ditemukan bahwa password yang digunakan untuk mengakses data-data kependudukan ternyata tergolong mudah ditebak atau sering digunakan. Fakta ini menunjukkan kelemahan serius dalam kebijakan keamanan kata sandi di PDNS.
Dokumen tersebut, yang diduga diunggah oleh "orang dalam" di situs berbagi dokumen Scribd, mengungkapkan bahwa akses ke server milik Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menggunakan password "Admin#1234". Menurut situs penyedia layanan password manager, NordPass, kata "admin" dan angka "12345" serta kombinasinya termasuk dalam daftar password yang paling banyak digunakan dan mudah dibobol.
Meskipun ada modifikasi dengan huruf kapital dan karakter unik, waktu yang dibutuhkan untuk membobol password tersebut tetap relatif singkat. Sebagai contoh, password "admin@123", yang menurut NordPass berada di urutan ke-55 paling sering dipakai di dunia, hanya memerlukan waktu sekitar 34 menit bagi seorang hacker untuk membobolnya.
Baca ini juga :» Tak Kunjung Direspon Baik Terkait Kantor Di Indonesia, Kominfo Bakal Kasih Perlakuan Khusus Ke X!
» Terindikasi Judol, Kominfo Beri Peringatan Keras Ke GoPay, OVO dan 3 E-wallet Lainnya!
» Kominfo Kembali Ancam Buat Blokir X (Twitter) Kalau Ga Kunjung Punya Kantor di Indonesia!
» Elon Musk Berencana Gratiskan Starlink Ke Seluruh Dunia, Kominfo: Perlu Evaluasi!
» Kirim Surat Peringatan Ke-dua, Aplikasi Bigo Live Terancam Diblokir Kominfo!
» Ada Indikasi Dukungan Transaksi Jud0l, 42 Platform Pembayaran Terancam Diblokir Kominfo
» Warganet Heboh Situs Wordpress Tidak Bisa Diakses Karena Diblokir Kominfo!
» Indikasi Transaksi Jud0l, Kominfo Batasi Transfer Pulsa Rp 1 Juta Perhari!
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Hadi Tjahjanto, mengklaim bahwa pemerintah telah mengidentifikasi pihak internal yang dianggap bersalah atas serangan ransomware LockBit 3.0 yang menyerang PDNS 2. "Dari hasil forensik, kami sudah bisa mengetahui siapa user yang selalu menggunakan password tersebut, sehingga menyebabkan permasalahan serius ini," kata Hadi setelah memimpin rapat koordinasi di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (1/7/2024).
Di sisi lain, Dirjen Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Semuel Pangerapan, menyatakan bahwa pihaknya tengah menelusuri adanya dugaan orang dalam yang membocorkan dokumen internal Kominfo. "Saya memastikan bahwa saat ini kami tengah melakukan investigasi terkait dugaan tersebut," ujar Semmy di sela-sela konferensi pers pengunduran dirinya di kantor Kementerian Kominfo, Kamis (4/7/2024). "Yang melakukan investigasi adalah BSSN dan pihak Cyber Crime juga ikut bekerja melakukan investigasi," tambahnya.
Meskipun begitu, Semmy tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang durasi investigasi ini dan tidak mengonfirmasi apakah data yang ada dalam dokumen akses PDNS yang tersebar di Scribd tersebut akurat atau tidak. Namun, yang jelas, Semmy tidak bisa memantau proses investigasi ini lebih lanjut karena pengunduran dirinya sedang diproses, dan ia nantinya tidak akan menjabat di Kominfo lagi.
Insiden ini menyoroti pentingnya kebijakan keamanan yang kuat dalam pengelolaan data pemerintah. Dengan kredensial yang mudah ditebak, risiko kebocoran data dan serangan siber meningkat secara signifikan. Pemerintah perlu mengambil langkah tegas untuk memperbaiki sistem keamanan dan memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Selain berita utama di atas, KotakGame juga punya video menarik yang bisa kamu tonton di bawah ini.