space
SAHAM UBISOFT ANJLOK HINGGA 80%, ADA INDIKASI BANGKRUT DI TAHUN 2025!
xboxone
2 Hari yang lalu

Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!

Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!

Ubisoft, salah satu pengembang game ternama dengan reputasi yang kuat di mata penggemarnya, kini berada dalam masa yang sulit. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan ini tampak kehilangan sentuhan ajaibnya yang pernah memukau para penggemar di seluruh dunia. Game-game terbaru yang dirilis tampaknya gagal memenuhi ekspektasi baik dari sisi kualitas maupun penjualan. Hal ini tentu saja menjadi kabar buruk bagi para penggemar setia maupun bagi industri game secara umum.

Satu-satunya judul yang mendapat sedikit angin segar adalah Prince of Persia: The Lost Crown, yang sempat mendapatkan sambutan positif. Namun, di balik itu, ada cerita pilu dari tim pengembang yang terlibat. Di sisi lain, performa keuangan Ubisoft menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Dalam lima tahun terakhir, nilai perusahaan ini merosot hampir 80%. Bahkan, hanya dalam satu tahun terakhir, nilai sahamnya turun sebesar 47%, menjadikan tahun ini sebagai salah satu periode terburuk dalam sejarah perusahaan.

Ubisoft yang dikenal dengan waralaba besar seperti Assassin's Creed, Far Cry, Watch Dogs, dan Tom Clancy, kini menghadapi ancaman serius. Jika tren ini berlanjut, tidak menutup kemungkinan perusahaan ini harus menyatakan kebangkrutan. Game-game terbaru seperti Star Wars Outlaws, Skull and Bones, Avatar: Frontiers of Pandora, dan bahkan Prince of Persia: The Lost Crown tampaknya gagal memberikan dampak positif dari sisi komersial maupun penerimaan kritik.

Kegagalan ini membuat Ubisoft harus mengambil langkah-langkah ekstrem, salah satunya dengan menambah jumlah utang perusahaan. Dalam laporan keuangan terbaru, utang bersih non-IFRS tercatat mencapai €1,1 miliar atau serata 16,8 triliun rupiah, sementara utang bersih IFRS lebih tinggi lagi, yaitu €1,4 miliar. Angka ini meningkat drastis dari tahun sebelumnya, di mana utang bersih perusahaan hanya sekitar €880 juta. Lonjakan ini menunjukkan betapa beratnya situasi finansial yang sedang dihadapi.

Masalah ini tidak terlepas dari keputusan strategis yang dianggap kurang selaras dengan keinginan para penggemarnya. Ubisoft dinilai telah kehilangan arah dan identitasnya sebagai pengembang game yang selalu mendengarkan komunitasnya. Contohnya, seri Assassin's Creed terbaru, yang seharusnya menjadi harapan besar bagi perusahaan, justru mendapatkan reaksi keras dari komunitas sehingga peluncurannya ditunda hingga tahun depan. Ubisoft juga mengambil langkah untuk merilis game ini di platform Steam pada hari pertama, mencoba mengakomodasi preferensi mayoritas gamer PC.

Baca ini juga :
» Microsoft Akui Update Windows 11 24H2 Bikin Beberapa Game Ubisoft Nge-crash
» Jelang Perilisan, Ubisoft Rilis Video Gameplay Overview Karakter Naoe
» Fans Kecewa Berat, Film Splinter Cell Terpaksa Harus Dibatalkan Karena Kendala Budget
» Tencent Mau Beli Ubisoft?! Akankah IP Besar Si Ubi Lembut Bermigrasi Ke Ranah Mobile Games ?
» Vice President Game Rainbow Six, Cameron Lee Mengundurkan Diri dari Ubisoft
» Terus Merugi, Ubisoft Dapat Tekanan dari Investor Buat Jual Perusahaannya!
» GARA-GARA MISKOM, Assassin’s Creed Shadows Kena delay!
» Ubisoft Undur Assassin's Creed Shadows ke 14 Februari 2025, Bakal Hadir Day 1 di Steam!

Namun, beban berat lainnya datang dari proyek-proyek yang gagal memenuhi ekspektasi. Salah satunya adalah xDefiant, yang baru-baru ini dihentikan pengembangannya. Kegagalan lain, seperti hasil penjualan yang mengecewakan dari Star Wars Outlaws dan biaya produksi Skull and Bones yang mencapai hampir $850 juta, hanya memperburuk situasi perusahaan.

Di tengah krisis ini, muncul rumor tentang kemungkinan akuisisi oleh Tencent. Namun, para analis skeptis bahwa Tencent akan melakukan langkah ini sebelum Ubisoft benar-benar menyatakan kebangkrutan. Saat ini, harapan terakhir Ubisoft tampaknya bertumpu pada performa Assassin's Creed Shadows. Jika game ini tidak berhasil memenuhi ekspektasi pasar, masa depan Ubisoft bisa semakin suram.

Kondisi ini sangat disayangkan mengingat kontribusi besar Ubisoft dalam membangun industri game selama beberapa dekade terakhir. Dengan sejarah panjang dan warisan game-game ikonik, sulit untuk membayangkan dunia game tanpa kehadiran Ubisoft. Semoga perusahaan ini mampu bangkit dan kembali ke jalurnya sebagai salah satu nama besar dalam industri ini.



Selain berita utama di atas, KotakGame juga punya video menarik yang bisa kamu tonton di bawah ini.

TAGS

BACA JUGA BERITA INI
close