TikTok, aplikasi video pendek yang sangat populer, menghadapi situasi genting di Amerika Serikat. Lebih dari 170 juta pengguna Amerika terancam kehilangan akses ke platform ini mulai Minggu mendatang, kecuali pemerintahan Presiden Joe Biden mengambil langkah cepat untuk memastikan TikTok tidak dihukum akibat pelanggaran larangan yang mendekat.
Pada bulan April, Presiden Joe Biden menandatangani undang-undang bipartisan yang mengharuskan TikTok menjual operasinya kepada pembeli Amerika sebelum batas waktu pada hari Minggu. Jika tidak, aplikasi ini akan menghadapi larangan total di Amerika Serikat. Situasi ini diperkuat oleh keputusan Mahkamah Agung yang mengizinkan larangan kontroversial tersebut tetap berlaku.
Statement on Possible Shutdown
— TikTok Policy (@TikTokPolicy) January 18, 2025
The statements issued today by both the Biden White House and the Department of Justice have failed to provide the necessary clarity and assurance to the service providers that are integral to maintaining TikTok's availability to over 170 million…
Namun, pemerintahan Biden tampaknya menyerahkan penegakan larangan ini kepada Presiden terpilih Donald Trump, yang akan dilantik pada hari Senin. Seorang pejabat Gedung Putih menyatakan bahwa posisi pemerintah terkait masalah ini sudah cukup jelas. Meskipun begitu, langkah pasti sebelum batas waktu tampaknya masih belum diambil.
TikTok menyatakan bahwa sikap pemerintah saat ini belum cukup untuk memberikan jaminan yang diperlukan kepada penyedia layanan seperti Google dan Apple. Dalam sebuah pernyataan pada Jumat malam, TikTok menekankan pentingnya kejelasan dari pemerintah agar layanan mereka tetap tersedia bagi pengguna.
TikTok’s CEO has responded to the Supreme Court’s decision to uphold the ban of the app in the U.S. pic.twitter.com/9a5vqklLU7
— Dexerto (@Dexerto) January 17, 2025
"Pernyataan dari Gedung Putih Biden dan Departemen Kehakiman tidak memberikan kepastian kepada penyedia layanan yang penting untuk menjaga akses TikTok bagi lebih dari 170 juta pengguna Amerika," kata TikTok. Perusahaan ini mengindikasikan bahwa tanpa jaminan tegas dari pemerintah, mereka akan terpaksa menutup layanannya pada 19 Januari.
Baca ini juga :» Masih berlanjut, Donald Trump Sebut Microsoft berminat Untuk Beli TikTok
» iPhone yang Terinstal Aplikasi TikTok Dijual di Ebay Dengan Harga Fantastis Hingga Rp 1,2 M
» Meskipun Layanan Sudah Aktif di Amerika, Tapi TikTok Tidak Akan Tersedia di Apple App Store
» Bukan Selamanya, Trump Hanya Tunda Blokir TikTok di Amerika Selama 75 Hari Untuk Urus Divestasi
» TikTok Kembali Beroperasi di Amerika Berkat Trump, Tapi Ingin 50% Saham Dimiliki Amerika
» Pengguna Duolingo Melonjak Naik Untuk Belajar Bahasa Mandarin Dampak Popularitas RedNote
» MrBeast Tertarik Untuk Beli Anak Perusahaan Bytedance “TikTok” Agar Pelarangan di Amerika Batal
» TikTok Akan Ditutup, Warga Amerika Ramai-ramai Pindah ke Aplikasi Clone TikTok “Rednote”
Sementara itu, Trump memberikan sinyal bahwa ia tidak akan secara langsung memberlakukan larangan tersebut. Ia menyatakan niat untuk mempertahankan larangan itu agar pemerintahannya dapat menyelesaikan kesepakatan penjualan TikTok kepada pihak Amerika. Namun, Mahkamah Agung telah menolak banding dari pemilik TikTok yang mengklaim bahwa undang-undang ini melanggar Amandemen Pertama Konstitusi Amerika Serikat.
TikTok users learning the US Surpreme Court upheld the TikTok Ban and they have only 48 hours left to post
— Trung Phan (@TrungTPhan) January 17, 2025
pic.twitter.com/ehNCl1V88t
Ancaman larangan ini juga membuat para penyedia layanan seperti Google dan Apple waspada. Mereka khawatir menghadapi denda besar jika terus mengizinkan akses ke TikTok setelah larangan diberlakukan. Menurut sumber terpercaya, beberapa penyedia layanan menyatakan kepada TikTok bahwa mereka merasa rentan dan tidak mendapatkan jaminan memadai dari pemerintah.
Dengan waktu yang semakin mendesak, TikTok menghadapi tekanan besar untuk memastikan aplikasinya tetap tersedia di Amerika Serikat. Para eksekutif perusahaan beroperasi dengan sangat hati-hati, berusaha menghindari sanksi hukum dan finansial, sambil memberikan tekanan maksimum kepada pemerintah untuk mencari solusi jangka panjang.
Selain berita utama di atas, KOTAKGAME juga punya video menarik yang bisa kamu tonton di bawah ini.