Gelombang kecemasan melanda Silicon Valley saat DeepSeek, sebuah startup AI asal Tiongkok, meraih posisi sebagai aplikasi asisten kecerdasan buatan nomor satu di App Store Apple. Keberhasilan ini menempatkan DeepSeek di atas ChatGPT, sebuah pencapaian luar biasa yang sekaligus menarik perhatian dunia.
Namun, di balik kesuksesannya, DeepSeek kini menghadapi ancaman serius berupa serangan siber besar-besaran yang mengganggu operasional mereka. Untuk mengendalikan situasi, perusahaan tersebut terpaksa membatasi pendaftaran pengguna baru.
Berita tentang serangan siber yang menyerang DeepSeek muncul hanya beberapa saat setelah startup ini mengguncang valuasi raksasa teknologi dunia, NVIDIA. Popularitas DeepSeek yang meroket secara tiba-tiba dikabarkan mengurangi valuasi NVIDIA hingga mencapai angka fantastis, yaitu $384 miliar.
Dengan pendaftaran baru yang dibatasi, DeepSeek menjamin bahwa pengguna lama tetap dapat mengakses layanan tanpa gangguan. Namun, keputusan ini tidak menghentikan perbincangan tentang dampak besar yang dihasilkan DeepSeek dalam lanskap teknologi global.
Keberhasilan DeepSeek juga terjadi di tengah rencana besar China untuk berinvestasi hingga satu triliun yuan demi memacu industri AI-nya. Tidak heran jika startup ini menjadi ancaman baru bagi para pemain besar seperti OpenAI dengan ChatGPT-nya, Gemini dari Google, dan perusahaan AI terkemuka lainnya. Lonjakan popularitas DeepSeek menambah tekanan kompetitif di industri ini, menciptakan dinamika baru yang memicu kekhawatiran di kalangan raksasa teknologi dan investor global.
DeepSeek, yang didirikan pada tahun 2023, baru saja meluncurkan model R1 mereka minggu lalu. Model ini langsung menjadi sorotan karena inovasinya yang menarik perhatian pasar global. Dengan cepatnya adopsi teknologi ini, banyak yang bertanya-tanya apakah perusahaan AI lainnya akan mampu bangkit dari tekanan yang diciptakan oleh DeepSeek. Tidak sedikit yang memperkirakan bahwa para investor di Amerika Serikat dan perusahaan teknologi besar lainnya mulai merasa terancam oleh pertumbuhan pesat startup ini.
Baca ini juga :» OpenAI Bersiap Hadirkan Perangkat AI Baru, Siap Gantikan Smartphone?
» CEO Telegram Ungkap Kunci Keunggulan China dalam AI, Amerika Dibuat Cemas
» OpenAI Akui Kantongi Bukti Bahwa Model AI Mereka Digunakan Oleh Deepseek
» Microsoft dan OpenAI Selidiki Dugaan Akses Data Ilegal oleh DeepSeek
» Meta Siapkan Anggaran Rp 1.050 Triliun untuk Percepat Pengembangan AI di 2025
» CEO OpenAI, Sam Altman: DeepSeek R1 adalah Model AI yang Mengesankan
» ASUS Perkenalkan Laptop Copilot+ PC Paling Ringan di Dunia
» Meta Berantas Lebih dari 2 Juta Akun Penipuan "Pig Butchering"
Meski ada spekulasi bahwa serangan siber terhadap DeepSeek mungkin disengaja, belum ada bukti konkret yang mendukung klaim tersebut. Beberapa pihak menilai bahwa serangan ini adalah upaya untuk menjatuhkan popularitas DeepSeek yang kian meningkat.
Sementara itu, muncul pertanyaan besar tentang bagaimana pemerintah Amerika Serikat, khususnya di bawah pemerintahan saat ini, akan merespons keberadaan DeepSeek. Salah satu skenario yang mungkin adalah penghapusan aplikasi ini dari App Store Apple, meskipun langkah tersebut akan menuai kontroversi besar.
Dalam dunia teknologi yang bergerak cepat, kehadiran DeepSeek menunjukkan bagaimana inovasi dari perusahaan baru dapat mengguncang status quo. Namun, popularitas ini juga membawa tantangan besar, seperti serangan siber dan tekanan politik. Terlepas dari semua itu, DeepSeek telah membuktikan bahwa startup AI memiliki potensi untuk menjadi pemain utama dalam industri ini.
Selain berita utama di atas, KotakGame juga punya video menarik yang bisa kamu tonton di bawah ini.