Bayangkan perusahaan sebesar Intel, sebuah ikon teknologi Amerika yang dulu jadi raja chip dunia yang sekarang harus berjuang keras agar tidak tenggelam. Di tengah dominasi Nvidia, AMD, dan TSMC, Intel justru kedodoran. Pangsa pasar anjlok, proyek pabrik semikonduktor di Ohio molor, dan bisnis foundry yang digadang-gadang jadi senjata utama malah jalan di tempat. Tapi justru di saat genting inilah, perhatian dunia tertuju pada satu hal, siapa yang akan menyelamatkan Intel?
Jawabannya mengejutkan. Bukan hanya investor swasta, melainkan pemerintah Amerika Serikat sendiri. Ya, kabarnya pemerintahan Trump sedang membahas rencana membeli 10% saham Intel yang nilainya 10 miliar USD, atau sebesar 162 Triliun Rupiah. Jika benar terwujud, langkah ini akan jadi sesuatu yang luar biasa, karena jarang sekali pemerintah mau turun tangan langsung menjadi pemegang saham perusahaan teknologi raksasa. Tapi ada alasan besar di baliknya, yaitu keamanan nasional.
Intel bukan sekadar perusahaan chip, melainkan simbol kemandirian teknologi AS. Kalau Intel sampai tumbang, dominasi produksi chip bisa semakin jatuh ke tangan Asia, terutama Taiwan dan Korea Selatan. Itu sebabnya pemerintah melihat masuknya mereka bukan sebagai bisnis, melainkan investasi strategis untuk memastikan Amerika tetap punya “mesin” sendiri di era AI. Menariknya, saham yang akan diambil disebut sebagai non-voting equity, artinya pemerintah tidak akan ikut campur dalam manajemen, tapi tetap bisa menopang Intel dari segi finansial.
Baca ini juga :
» Rekor Baru Dalam Dunia Overclocking! Intel Raptor Lake Masih Merajai Dengan Kecepatan 9,13Ghz
» Bocor atau Sengaja Di Bocorkan? Menurut Roadmap, AMD dan Intel Bakal Adu Mekanik di Tahun 2027
» Bikin Chip Semikonduktor Di Amerika, Atau Kena Tarif 100%! Nvidia, Intel, AMD Akan Naik Harga
» Trump AI Event, Acara Yang Menjadi Pengakuan Trump Untuk Mendominasi AI Dengan Cara ‘AI Action Plan’
» Amd dan Nvidia Lanjut Kirim Chip AI ke China. Tanda Trump Menyerah Atau Strategi Baru?
» Trump Resmi Turunkan Tarif Impor Indonesia Jadi 19%, Harga Console Game dan HP Jadi Makin Murah?
» Indonesia Bisa Bebas Tarif Dari Trump Kalau Ada Perusahaan Indonesia Bangun Pabrik di Amerika
» Donald Trump Mempertimbangkan Untuk Deportasi Elon Musk. Dampaknya ke Dunia Teknologi?
Di sisi lain, ada kejutan lain yang datang dari Asia. SoftBank, raksasa teknologi Jepang, resmi menyuntikkan dana segar sebesar US$2 miliar atau sekitar Rp32 triliun ke Intel. Dengan investasi ini, SoftBank mengantongi kurang dari 2% saham perusahaan, tapi efeknya luar biasa. Pasar saham langsung bergairah, harga saham Intel sempat melonjak hingga 10% hanya dalam sehari. Itu jadi bukti bahwa kepercayaan masih ada, meskipun jalan Intel penuh kerikil.
Kolaborasi antara pemerintah AS dan SoftBank bisa jadi kombinasi yang menarik. Di satu sisi, dukungan negara memberi jaminan bahwa Intel tak akan ditinggalkan. Di sisi lain, SoftBank membawa sentuhan investor swasta global yang percaya pada potensi kebangkitan. Namun tentu saja, ini bukan berarti jalan Intel akan mulus. Masih ada tantangan besar, mulai dari persaingan brutal dengan Nvidia dan AMD, hingga keraguan pada kepemimpinan CEO Lip-Bu Tan yang sempat menuai kritik keras.
Tapi begitulah dunia teknologi. Penuh drama, kejutan, dan taruhan besar. Jika langkah ini berhasil, Intel bisa kembali bangkit dan menjadi tulang punggung produksi chip Amerika. Namun jika gagal, dunia akan melihat bagaimana bahkan raksasa legendaris pun bisa terpuruk di era persaingan AI.
Satu hal yang pasti, kisah ini baru saja dimulai. Intel bukan lagi sekadar perusahaan, tapi juga “panggung” di mana kepentingan bisnis, politik, dan keamanan nasional saling bertarung.
Selain berita utama di atas, KotakGame juga punya video menarik yang bisa kamu tonton di bawah ini.