space
DRAGON QUEST XI: ECHOES OF AN ELUSIVE AGE
PS4
Kamis, 27 Sep 2018

Selain dikenal dari seri Final Fantasy, Square Enix dulunya juga melahirkan salah satu franchise JRPG tertua yang dinamai Dragon Warrior atau yang biasa dikenal saat ini dengan judul Dragon Quest. Berbeda dari kebanyakan JRPG yang selalu mencoba banyak perubahan baru dari segi konsep hingga gameplay yang ditawarkan, Dragon Quest justru masih mempertahankan elemen pembangun yang sudah ada dari seri klasiknya. Jadi daripada mencoba untuk menawarkan inovasi baru, franchise ini lebih mengutamakan penyempurnaan dari segi pengalaman bermain JRPG klasik.

Dengan rilisnya Dragon Quest XI: Echoes of an Elusive Age yang mendapat banyak sekali respon positif dari kritikus dan gamer, Kru KotGa tentunya sangat penasaran mengenai seberapa besar perubahan yang ditawarkan game ini dari seri pendahulunya. Untuk franchise Dragon Quest sendiri, Kru KotGa hanya sempat menamatkan dua seri saja yaitu Dragon Quest V: Hand of the Heavenly Bride dan Dragon Quest VIII: Journey of the Cursed King. Kedua game tersebut hadir dengan kualitas yang solid dari segala aspek, namun sayangnya tidak ada semacam elemen pendobrak yang membuatnya terasa spesial.

Berangkat dari rasa penasaran inilah, Kru KotGa akhirnya mencoba Dragon Quest XI: Echoes of An Elusive Age selama beberapa minggu terakhir dan sudah memainkan porsi gamenya selama 50-an jam (Fokus story). Penasaran dengan bagaimana kualitas yang ditawarkan oleh Dragon Quest XI? Yuk! Langsung simak saja rangkuman reviewnya dibawah ini.

Baca ini juga :
» Review Final Fantasy VII Rebirth - Masterpiece JRPG Kembali, Nostalgia Pertemanan Cloud & Sephiroth
» Star Ocean: The Second Story r Review
» Review: Sea of Stars
» Final Fantasy XVI
» Forspoken
» Crisis Core: Final Fantasy VII Reunion
» Bersiaplah! Ini DIa 7 Upcoming Game Dari Square Enix Yang Bakalan Mantep!
» Review Jade Dynasty: New Fantasy

Jalan cerita

Intro game ini dimulai dengan cutscene story yang memperlihatkan nasib malang yang dihadapi seorang bayi kerajaan dari percobaan pembunuhan. Diyakini sebagai anak iblis yang akan membawa malapetaka untuk kerajaan Heliodor, sang ibu dan putrinya terpaksa harus membawa si bayi kabur untuk menyelamatkan diri. Naas sang ibu tertangkap oleh pasukan raja Delcadar dan tidak diketahui nasibnya, sementara sang bayi terlempar ke sungai saat dibawa oleh kakak perempuannya yang juga ikut menjadi korban.

Sang bayi sendiri masih selamat dan pada suatu hari ditemukan oleh kakek tua dari desa Cobblestone. Dari sinilah sang bayi dibesarkan menjadi sosok pemudah gagah yang berperan sebagai karakter utama dalam game ini. Sama seperti seri Dragon Quest lain, setiap karakter utamanya tidak memiliki nama maupun voice acting untuk mendukung pembawaan sifatnya. Satu-satunya identitas yang bisa kamu ganti hanyalah sekedar nama saja.

Saat memasuki usia 16 tahun, sang "Hero" (Kita sebut saja hero) akhirnya mengikuti semacam ritual sebagai simbol kedewasaan. Bersama dengan teman masa kecilnya Gemma, sang hero harus mendaki puncak bukit tertinggi di Cobblestone dan berdoa bersama. Karena terjadinya suatu kecelakaan yang hampir mengancam nyawa Gemma, sang Hero yang lahir dengan tanda misterius di tangannya tiba-tiba mengeluarkan potensi kekuatan misterius yang tersembunyi dalam dirinya. Setelah mendapat penjelasan dari sang ibu angkat mengenai takdirnya sebagai reinkarnasi sosok pahlawan yang dijuluki Luminary, dari sinilah Hero memulai petualangan besar untuk menemukan arti dari takdir yang harus dihadapinya.

Seiring perjalanan, akan ada banyak kejutan dan peristiwa tidak terduga yang harus dihadapi sang Hero. Setiap anggota party yang bergabung dalam petualangan juga memiliki latar belakang dan pembawaan sifat yang menarik, seperti Erik sang pencuri dan Jade sang ahli bela diri contohnya yang tidak hanya unik dari segi desain, namun mereka datang dari dua latar belakang yang jauh berbeda. Keunikan setiap karakter ini sayangnya harus dibarengi dengan lemahnya sisi "character development" sang karakter utama sendiri. Tipe karakter "silent protagonist" bukan permasalahan sesungguhnya disini, melainkan lemahnya opsi pilihan dialog yang disediakan. Disini kamu hanya bisa memilih antara Ya atau Tidak, namun nyatanya pemain cenderung selalu dipaksa untuk mengatakan Ya.

BACA JUGA BERITA INI
close