Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!
Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!
AI atau Artificial Intelligence kini mulai santer dijadikan topik di internet, meski sebenarnya teknologi ini sudah ada bertahun-tahun yang lalu, namun pembicaraan terkait AI makin intens belakangan ini, terutama setelah chatbot ChatGPT diluncurkan pada November 2022 lalu. Namun, jika kita melihat esensi teknologinya, AI diharapkan dapat mempermudah hidup manusia di masa depan, sebab dengan AI, hal-hal yang biasa dilakukan secara manual nantinya bisa dilakukan oleh sistem secara otomatis. Meski ini adalah sebuah terobosan yang sangat bermanfaat, tak sedikit yang berpendapat bahwa AI bisa menjadi ancaman bagi peradaban manusia. Salah satu yang memiliki pandangan seperti ini adalah CEO SpaceX dan Tesla yang juga memiliki Twitter, Elon Musk
Elon Musk mengatakan bahwa ChatGPT adalah bukti bahwa perkembangan AI saat ini sudah sangat maju, saking majunya bisa menjadi sesuatu yang perlu dikhawatirkan di masa depan. ChatGPT adalah sebuah chatbot bikinan OpenAI yang dianggap bisa mengerti bahasa manusia, serta menjawab berbagai pertanyaan manusia dengan bahasa yang natural dan mudah dimengerti. "AI adalah salah satu risiko terbesar pada peradaban manusia di masa depan. Teknologi ini memang memberikan dampak positif, tapi juga memberikan dampak negatif yang sangat besar," kata Musk. Musk melanjutkan bahwa dalam 10 tahun ke depan, perkembangan AI bisa sangat pesat dan sangat berguna bagi kehidupan manusia. Bahkan, Musk menaksir kehadiran AI bakal sama manfaatnya dengan keberadaan mobil, pesawat, hingga obat-obatan. Namun, Musk berpendapat bahwa perkembangan AI bisa sangat berbahaya bagi manusia. Sebab, AI bisa digunakan secara sewenang-wenang jika tidak ada regulasi yang mengatur teknologi tersebut.
OpenAI was created as an open source (which is why I named it “Open” AI), non-profit company to serve as a counterweight to Google, but now it has become a closed source, maximum-profit company effectively controlled by Microsoft.
"Menurut saya kita harus membuat suatu regulasi yang mengatur keamanan atau pedoman untuk menggunakan AI, karena teknologi ini akan memiliki dampak yang sangat besar di masa depan, lebih besar dari mobil, pesawat, atau obat-obatan," jelas Musk. "Mungkin regulasi ini akan memperlambat pengembangan AI, namun ini bisa jadi hal baik supaya perkembangan AI tidak memiliki dampak buruk yang cukup besar bagi peradaban manusia," imbuh Musk.
Sekadar informasi, Musk merupakan salah satu sosok yang kerap mengutarakan pendapatnya terkait perkembangan AI yang bisa membahayakan peradaban manusia. Bahkan, ia sempat mengatakan bahwa perkembangan AI sama bahayanya dengan perang nuklir. Kini, pendapat Musk tampaknya menarik untuk disorot, utamanya setelah perkembangan AI yang tercermin lewat ChatGPT. ChatGPT sendiri dibuat oleh OpenAI, perusahaan yang ditinggalkan Musk pada 2018 lalu. Sebelum tahun tersebut, Musk diketahui merupakan salah satu orang yang membantu mendirikan OpenAI. Konon, OpenAI didirikan karena Google, yang banyak memanfaatkan teknologi AI, tidak memperhatikan etika dna keamanan menggunakan AI.
Selain berita utama pada artikel ini, Kru KotGa juga punya pembahasan menarik yang bisa kamu tonton pada video di bawah ini.