



Kepala Eksekutif Telegram, Pavel Durov, baru-baru ini ditangkap oleh polisi Prancis di Bandara Le Bourget, Paris, setelah pesawat jet pribadinya mendarat di sana. Penangkapan ini didasarkan pada surat perintah yang berkaitan dengan dugaan kurangnya moderasi di aplikasi Telegram, di mana Durov dianggap gagal menanggulangi penggunaan aplikasi untuk aktivitas kriminal.
Telegram juga dituduh tidak bekerja sama dengan penegak hukum dalam kasus-kasus seperti perdagangan narkoba, konten seksual anak, dan penipuan, meskipun Telegram telah membantah tuduhan tersebut.
Pavel Durov, yang lahir di Rusia dan kini tinggal di Dubai, memiliki kewarganegaraan ganda Uni Emirat Arab dan Prancis. Telegram sangat populer di Rusia, Ukraina, dan beberapa negara bekas Uni Soviet, dan sempat dilarang di Rusia pada 2018 sebelum larangan tersebut dicabut pada 2021.
Baca ini juga :» X Luncurkan Marketplace untuk Beli Username Tidak Aktif
» Tak Henti-Hentinya Membuat Drama, Kali Ini Elon Musk Bawa Apple Dan OpenAI Ke Meja Hijau Bersamaan!
» Bak Drama Sosmed Di Indonesia, Elon Musk dan Sam Altman RIbut di Twitter Cuman Karena Peringkat App
» Selain Grok, Elon Musk Juga Akan Membuat ‘Baby Grok’ Yang Akan Menjadi Aplikasi AI Ramah Anak
» Donald Trump Mempertimbangkan Untuk Deportasi Elon Musk. Dampaknya ke Dunia Teknologi?
» Elon Musk Umumkan XChat, Aplikasi Pengirim Pesan Untuk Saingi WhatsApp
» Tesla Telah Melakukan Uji Coba Terhadap Robotaxinya Meskipun yang Lain Telah Merilis, Siap Bersaing?
» Elon Musk Minggat Dari Kabinet Trump. Karir Elon Di ‘DOGE’ Telah Berakhir
Durov mendirikan Telegram pada 2013 setelah menjual platform VKontakte karena menolak tuntutan pemerintah Rusia untuk menutup komunitas oposisi.
The arrest of @Durov is an assault on the basic human rights of speech and association. I am surprised and deeply saddened that Macron has descended to the level of taking hostages as a means for gaining access to private communications. It lowers not only France, but the world.
— Edward Snowden (@Snowden) August 25, 2024
Menanggapi penangkapan ini, Kedutaan Besar Rusia di Prancis berusaha mengklarifikasi alasan penahanan Durov dan memberikan perlindungan hukum. Beberapa pejabat Rusia mengecam penangkapan ini, menuduh Barat memiliki standar ganda dalam kebebasan berbicara. Edward Snowden dan Elon Musk juga turut mengkritik penahanan Durov, dengan Musk memposting tagar #freepavel di platform X.
#FreePavel
— Elon Musk (@elonmusk) August 25, 2024
pic.twitter.com/B7AcJWswMs
Telegram, yang memungkinkan pembuatan grup hingga 200.000 anggota, dikritik karena dianggap memudahkan penyebaran informasi yang salah dan konten ilegal. Di Inggris, aplikasi ini mendapat sorotan karena digunakan oleh saluran sayap kanan untuk mengorganisir kekacauan kekerasan baru-baru ini. Meskipun Telegram telah menghapus beberapa grup, sistem moderasi mereka dinilai masih lebih lemah dibandingkan platform lain.
Selain berita utama di atas, KotakGame juga punya video menarik yang bisa kamu tonton di bawah ini.