space
[SPECIAL] BLACK, DAN KENAPA GAMENYA MASIH JADI SERI FPS TERBAIK DI ERA PS2!
-
Minggu, 07 Jun 2020

Penekanan Pada Gameplay yang Dramatis dan Penuh Aksi

"ALL GUNS BLAZING" adalah tagline utama yang memang mempresentasikan Black dengan sempurna. Jadi seperti yang sudah kamu ketahui, pihak Criterion berusaha untuk menjadikan Black sebagai game yang dapat merombak genre FPS, dan karena itulah fokus pengembangan gamenya jauh lebih dominan pada sisi gameplay. Kenyataannya, Black bahkan hampir dikembangkan sebagai game FPS murni tanpa plot penggerak yang dominan. Ide untuk menambahkan cerita dan campaign utama kemudian berhasil direalisasikan oleh director Alex Ward menjelang akhir pengembangan gamenya.

Unsur dramatis dalam Black juga berhasil dibangun berkat implementasi kualitas audio yang solid sekaligus revolusioner. Selain mengambil ragam efek suara tembakan dari beberapa film aksi seperti Die Hard, 24, dan True Lies, Black juga mengusung konsep "Choir of Guns" yang memberikan setiap musuh "suara" sendiri. Jadi tidak hanya menekankan pada efek suara senjata, setiap musuh yang menembak dalam game ini juga diberikan perbedaan suara dengan nada rendah, sedang dan tinggi yang sudah disesuaikan dengan beragam situasi. Berkat konsep yang unik ini, Black sukses masuk nominasi Best Audio di BAFTA Video Game Award pada 2006 dan memenangkan Best Art & Sound pada Develop Industry Excellence Awards di tahun yang sama.

Baca ini juga :
» Review EA Sports FC 25
» 7 Alasan Wajib Main Rise of the Ronin! Game Open World Rasa Souls Eksklusif Paling Dinanti
» 8 Tips Menjadi Ronin Terbaik di Game Open World Terbaru, Rise of the Ronin
» Rise of the Ronin - Review
» Spider-Man: Across the Spider-verse
» The Last of Us Part 1 Remake
» 8 Game PS2 Single Player Yang Paling Kece Dan Wajib Kamu Mainkan!
» Review realme 9 Pro+ Free Fire Limited Edition

Resepsi dan Pengaruhnya yang Tinggi di Banyak Negara

Setelah pengembangan berakhir dan gamenya resmi dirilis, Black sukses mendapatkan resepsi positif dari kritikus serta gamer pecinta FPS di seluruh dunia. Statistik review dari majalah Famitsu memang tidak begitu tinggi (hanya sekitar 32/40), namun kamu bisa melihat sendiri bagaimana pengaruh Black di era PS2 pada masanya. Bukti jelasnya juga bisa dilihat dari bagaimana sebagian gamer Indonesia yang pernah memainkan PS2 di masa mudanya pasti pernah mendengar atau memainkan Black.

Sebagian dari kamu pasti juga penasaran soal kenapa Black tidak mendapatkan kelanjutan game terbaru, apalagi jika melihat debut gamenya yang sukses dan menjanjikan. Mungkin hanya sedikit gamer yang tahu soal ini, namun pihak Criterion sebenarnya sempat berencana untuk mengembangkan Black 2. Rencana ini akhirnya gagal terealisasi akibat permasalahan dengan Electronic Arts. Karena keterbatasan opsi, sebagian anggota tim yang sempat menangani Black akhirnya mengerjakan suksesor gamenya yang diberi nama Bodycount. Namun sayang, game yang dikembangkan oleh Codemasters ini gagal menjawab ekspektasi fans.

Nah, itulah setidaknya rangkuman singkat mengenai Black dan kenapa gamenya diakui sebagai seri FPS terbaik di PS2. Perlu diingat kalau setiap orang pasti memiliki selera berbeda jika sudah berhubungan dengan mana yang terbaik, namun sepertinya Black adalah game yang berhasil mendapatkan pengakuan secara universal dan lebih baik dibanding para pesaingnya.

BACA JUGA BERITA INI
close